Konsep Meta Analysis

1.PENDAHULUAN

 

Trend terkini dari penelitian sintesis adalah melakukan analisis terhadap sebuah analisis yang telah ada sebelumnya,yaitu penelitian-penelitian terdahulu. Metode inilah yang disebut meta analysis.Dibandingkan dengan 3 metode review artikel lainnya (Narrative Review,Descriptive Review, dan Vote Counting), meta-analysis merupakan metode yang paling konsern pada pendekatan kuantitatif.

 

Meta-analysis lebih tidak bersifat subjektif dibandingkan dengan metode tinjauan lain. Meta analysis tidak fokus pada kesimpulan yang didapat pada berbagai studi, melainkan fokus pada data, seperti melakukan operasi pada variabel- variabel, besarnya ukuran efek, dan ukuran sampel. Untuk mensintesis literatur riset, meta-analysis statistikal menggunakan hasil akhir dari studi-studi yang serupa seperti ukuran efek, atau besarnya efek. Fokus pada ukuran efek dari penemuan empiris ini merupakan keunggulan meta-analysis dibandingkan dengan metode tinjauan literatur lain.

 

Meta-analysis memungkinkan adanya pengkombinasian hasil-hasil yang beragam dan memperhatikan ukuran sampel relatif dan ukuran efek. Hasil dari tinjauan ini akurat mengingat jangkauan analisis ini yang sangat luas dan analisis yang terpusat. Meta-analysis juga menyediakan jawaban terhadap masalah yang diperdebatkan karena adanya konflik dalam penemuan-penemuan beragam studi serupa.

 

2. PENGERTIAN

Beberapa pengertian Meta Analysis yang dikemukakan oleh ahli:

Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981).  Dengan kata lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan metode  statistik dari beberapa hasil penelitian untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya.Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.

 

Meta analisis adalah suatu analisis integratif sekunder dengan menerapkan prosedur statistik terhadap hasil-hasil pengujian hipotesis penelitian.  Menurut Glass (1981), analisis sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis) terhadap data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang dimiliki.  Analisis sekunder merupakan suatu ciri-ciri penting terhadap riset dan kegiatan evaluasi.Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.

 

Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis,  menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa peneliti(Sugiyanto,2004). Lebih lanjut dikatakan oleh Sutjipto (1995) bahwa meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.

 

3. SEJARAH

Sebenarnya sudah dipakai secara “implisit” pada tahun 1904. Namun baru memakai kata “meta-analysis” setelah Glass di tahun 1976 memakai istilah“meta-analysis” di dalam artikelnya. Meta Analisis dikembangkan oleh Gene Glass yang memperluas pengadopsian hasil penelitian oleh para peneliti.  Metode ini meliputi penerimaan hasil penemuan masing-masing kajian pada effect size (D).  Untuk studi yang membandingkan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol, effect size dihitung dengan mengurangkan rerata skor terhadap kelompok kontrol pada dependent variable dari rerata kelompok eksperimen dan dibagi dengan simpangan baku kelompok kontrol. 

                 

Rumus-rumus yang sama dikembangkan untuk mengubah kebanyakan statistik  inferensial, misalnya rasio t, rasio F persentase, dan koefisien korelasi bagi effect size tersebut.  Rerata effect size untuk seluruh kajian dilibatkan dalam research  review yang kemudian dihitung untuk mengestimasi tipe-tipe efek dari fenomena di bawah kajian tersebut.Rumus-rumus yang sama dikembangkan untuk mengubah kebanyakan statistik  inferensial, misalnya rasio t, rasio F persentase, dan koefisien korelasi bagi effect size tersebut.  Rerata effect size untuk seluruh kajian dilibatkan dalam research  review yang kemudian dihitung untuk mengestimasi tipe-tipe efek dari fenomena di bawah kajian tersebut.

 

Dalam meta analisis semua kajian dengan bukti yang tersedia dihubungkan dengan pertanyaan penyelidikan yang dilibatkan, tanpa memperhatikan kualitas (ini merupakan salah satu kelemahan meta analisis).  Glass mempertimbangkan pendekatan tersebut dengan menjelaskan bahwa secara metodologi, kajian tersebut seringkali melaporkan hasil-hasil yang sama untuk menemukannya di dalam kajian-kajian yang lebih tegas, dengan mengkombinasikan seluruh hasil kajian, yakni hasil yang dapat diterima dan yang lebih dapat dipercaya.

 

4. KELEBIHAN META ANALYSIS

1) Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain.

2) Karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil sampel,

    sehingga hasil bisa lebih representatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect size”.

3) Meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian yang

    telah ada sebelumnya.

4) Metode ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan

    sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.

5) Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang terjadi dari

    studi yang bermacam-macam.

6) Pada penelitian bidang bisnis, Meta-analysis membuat organizational behaviour yang baik.

 

5. KEKURANGAN META ANALYSIS

1) Karena banyaknya sampel yang diambil, maka kemungkinan akan terjadi/memiliki

    sampel –sampel yang bias serta data-data yang tidak perlu (sampah).

2) Meta-analysis seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya yang signifikan saja,

    sedangkan yang tidak signifikan tidak dipublikasikan.

3) Metode bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang

    berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.

4) Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.

5) Bisa saja terjadi metodological error.

 

6. PENGEMBANGAN TERKINI

Kini meta-analysis mulai berkembang, terutama setelah dikenalkan oleh Glass

tahun 1976.

Analysis of Moderator Effects

Berikut ini adalah Metode umum dalam Detecting/Assessing Moderator Effects

– Graphing – OLS regression

– Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression

– Variance analysis – Partition test

– Outlier test

Mediator Assessment Methods

Merupakan teknik yang penting dalam metode meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address hubungan struktural, menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua alternatif pendekatan untuk mempelajari mediator effect,

yaitu:

1. mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis

2. studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size.

 

7. BEBERAPA PENELITIAN META ANALYSIS

Banyak penelitian yang menerapkan meta analisis.  Xin Ma dan Kishor (1992) telah melakukan suatu penelitian meta analisis terhadap 113 penelitian utama.  Kajian ini melakukan Penilaian Hubungan Sikap terhadap Matematika dan Prestasi Matematika.   Hasil-hasil statistik pada kaijan ini digunakan untuk mentransformasikan ukuran pengaruh bersama untuk mengukur koefisien korelasi.  Hubungan tersebut menemukan variabel terikat pada sejumlah variabel: kelas, latar belakang etnis, pemilihan sampel, ukuran sampel, dan publikasi data.

 

Underwood (1971) menemukan 16 penelitian eksperimen pada hubungan antara memori dan campur tangan pengintegrasian riset secara pasti.  Desain baku dan mendekati baku pengukuran bersama dilakukan untuk kajian-kajian yang disarankan lebih cenderung menggabungkan bukti-bukti kuantitatif daripada yang bersifat tipikal dalam penelitian itu.

 

Rosenthal (1976) mengintegrasikan penemuan-penemuan beberapa ratus kajian eksperimental yang mengharapkan efek berada dalam riset tingkah laku (behavioral) tersebut.  Teknik yang digunakan dan dia diskusikan terhadap metodologi sungguh seperti yang ditampilkan oleh Glass (1976), ada dua pemikiran (melahirkan keperluan yang sama).  Selanjutnya, Sudman dan Bradburn dalam Glass (1976) mensintesis beberapa ratus kajian empirik terhadap “efek-efek jawaban” dalam riset surveinya.  Selama lima tahun mereka bekerja untuk mempublikasikan pekerjaan mereka, metode yang dikembangkan, merekomendasikan penerapan berulang dan dalam wilayah yang berbeda: perlakuan terhadap kegagapan (Andrews, 1979), instruksi matematika modern vesus tradisional (Athappilly, 1980), perlakuan terhadap sakit kepala dan tensi sakit kepala (Blanchard, et al., 1980), instruksi sains “orientasi proses” (Bredderman, 1980), kecenderungan dominan khusus pendidikan siswa (Carlberg, 1979), penilaian siswa terhadap perintah dan prestasi siswa (Cohen, 1980), penilaian neuropsychologi anak (Davidson, 1978).

 

8. METODE

Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya  Dengan demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.

 

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:

1) Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.

2) Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares

3) Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test

    signifikansi untuk mengkombinasikan effect size

4) Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha

    mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study

    antar studi.

 

Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang  paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain.

 

Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:

1.  Kesalahan pengambilan sampel

2.  Kesalahan pengukuran pada variabel dependen

3.  Kesalahan pengukuran pada variabel independent

4.  Dikotomi variabel dependen

5.  Dikotomi variabel independent

6.  Variasi rentangan dalam variabel independent

7.  Artefak atrisi

8.  Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen

9.  Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen

10.Kesalahan pelaporan atau transkripsi

11.Varians yang disebabkan oleh faktor luar.

 

Hunter, J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan langkah-langkah/metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a.  Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r

b.  Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel

   1). Menghitung mean korelasi populasi

   2). Menghitung varians rxy  

   3). Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel

   4). Dampak pengambilan sampel

c.   Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran

  1). Menghitung mean gabungan

  2). Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran

  3). Interval kepercayaan

  4). Dampak variasi reliabilitas

Pada contoh aplikasi meta analisis nantinya akan dijelaskan rumus-rumus yang digunakan dalam metode Hunter and Schmidt. 

 

 

Daftar Pustaka

 

Elwood.J.M,(1988) Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical Trial,Second

     Edition,Oxford Universiy Press.

 

Hunter,J.E,& Schmidt,F.L.(1990) Methods of Meta-Analysis,London:Sage

     Publication(http://depts.washington.edu/k30/ed.pdf)

 

William R.King&Jun He,(2005) Understanding the Role and Methods of Meta-Analysis in IS

     Research.( http://www.encyclopedia.com/doc/1G1-11008717.html)

 

Glass, G.V. (1976) “Primary, Secondary, and Meta-Analysis of Research”,Review of

    research in Education, http://www.blackwellpublishing.com/medicine/bmj/systreviews/)

 

Helmi.A.V (2005)Gaya Kelekatan Dan Model Mental Diri,Studi Meta

    Analisis.UGM(http://en.wikipedia.org/wiki/Meta-analysis )

 

Jamie DeCoster (2004) Meta-Analysis Notes,University of Alabama,USA

    ( http://www.stat-help.com.notes.html

 

 

 

 

0 thoughts on “Konsep Meta Analysis

  1. assalamualaikum,,,mau bertanya,,apa penulis berkenan memberikan rekomendasi buku yang berkaitan dengan meta-analisis??

  2. Pingback: firdamaryanti25

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *