Bakti = Bakso Tikus……??!!

Seorang warga Bogor kaget bukan kepalang. Tatkala dia melihat ada bulu seperti bulu tikus saat dia memotong bulatan bakso yang dia beli di kompleks Taman Yasmin, Bogor. Langsung aja dia membawa sampel “bakti” tersebut ke lab LPPOM MUI. Direktur LPPOM MUI, Ir.Zein Nasution mengatakan”itu memang bulu tikus”.

 

Meski baru bulu tikus yang sudah pasti di bakso tadi, masyarakat khususnya warga Bogor, sudah geger dibuatnya. Banyak warga yang doyan bakso yang langsung memboikot perutnya dari bakso setelah mendengar berita tersebut. Reaksi masyarakat bisa dimaklumi. Menurut common sense , tikus menjijikkan dan haram bagi umat Islam, meskipun bagi sebagian warga Manado itu merupakan makanan yang biasa disantap.

 

Bukan sekali ini kasus bakti terendus. Awal tahun 2006, reportase Trans TV pernah menguak soal ini. Termasuk mewawancarai penjualnya. Menurut staf bicara Trans TV, pemberitaan tersebut bukan mengada-ada, tapi itulah fakta yang ada di lapangan, murni hasil investigasi tim Trans TV.

 

Ternyata bukan hanya bakti itu saja,di Bogor juga terdapat 60% warung dan rumah makan terutama yang menjual masakan capcay, cah kangkung, tumis hingga nasi goreng menggunakan ang ciu ( arak merah).Nur Wahid, auditor LPPOM MUI juga mengungkapkan temuan terbaru yaitu lap cong. Lap cong adalah sari kaldu dan lemak babi, yang biasa dijadikan biang pelezat masakan berbahan mie. Sesendok Lap cong, sudah bisa melezatkan segerobak mie ayam, mie goreng atau mie bakso.

 

Dengan kejadian temuan tersebut, kita umat Islam harus sangat selektif dalam memilih makanan. Memang yang dilaporkan diatas di daerah Bogor, tapi tidak menutup kemungkinan juga terdapat di daerah lain termasuk di Aceh mungkin. Pemberlakuan perda/UU Halal menjadi sesuatu yang essensi. Di Amerika saja, apalagi di Indonesia yang mayoritasnya muslim.Pemerintah negara bagian  California baru-baru ini meresmikan UU ini. Semua makanan yang beredar harus mengalami uji sertifikasi dulu.Disamping perberlakuan UU Halal juga yang lebih penting adanya pengawasan dari lembaga yang berkompeten dalam bidang tersebut, seperti LPPOM MUI. Masyarakat juga dituntut perannya,sebagai kontrol sosial. 

  ( Disarikan dari Suara Islam)               

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *