Analisis Propensity Score Matching pada Hubungan Tingkat Keterpaparan Informasi HIV/AIDS dengan Perilaku Penggunaan Kondom pada Pelanggan Wanita Penjaja Seks (WPS) di Papua (Data BSS 2004/2005)

PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
BIOSTATISTIK
UNIVERSITAS INDONESIA

Tesis, 15 Juli 2008

MIRZAL

Analisis Propensity Score Matching pada Hubungan Tingkat Keterpaparan Informasi HIV/AIDS dengan Perilaku Penggunaan Kondom pada Pelanggan Wanita Penjaja Seks (WPS) di Papua (Data BSS 2004/2005)

xvi + 153 halaman + 27 tabel + 5 gambar + 4 lampiran

ABSTRAK

Sudah lebih 25 tahun, sejak pertama ditemukan tahun 1981, berbagai bangsa di dunia berupaya untuk menanggulangi HIV/AIDS, tetapi penyakit ini terus berkembang dengan peningkatan yang cepat dan mengkhawatirkan. Estimasi jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh dunia pada tahun 1990 adalah 7,8 juta dan pada akhir Desember 2007 sudah mencapai 33,2 juta, dimana 90% berasal dari negara berkembang (WHO&UNAIDS, 2007). Perkembangan epidemi HIV/AIDS di Indonesia termasuk dalam kelompok tercepat di Asia, fase epidemiknya telah berubah dari “low” menjadi “concentrated” . Sampai akhir September 2007 ,secara kumulatif jumlah pengidap infeksi HIV adalah 5904 dan kasus AIDS adalah 10384, yang tersebar di 33 provinsi. Rate kumulatif kasus AIDS Nasional sebesar 4,57 per 100.000 penduduk (Dit.Jen PPM&PL, 2007).
Papua mempunyai proporsi kasus AIDS tertinggi dibandingkan dengan propinsi lainnya di Indonesia dan penularannya telah merambah ke masyarakat umum dengan prevalensi cukup tinggi yaitu lebih 1 persen. Bila dibandingkan dengan populasi penduduk maka case rate (jumlah kasus/jumlah penduduk x 100.000) di Papua adalah 60,93 per 100.000 penduduk dan merupakan 15,39 kali lebih tinggi dibandingkan dengan rate nasional (3,96). Penularan HIV di Papua 90 persen disebabkan oleh hubungan heteroseksual (BPS & Depkes RI, 2007). Tingginya penyebaran HIV/AIDS di Papua dikarenakan rendahnya penggunaan kondom pada kelompok risiko tinggi, rendahnya pengetahuan dan minimnya informasi tentang HIV/AIDS.
Informasi mengenai hubungan antara tingkat keterpaparan informasi HIV/AIDS dengan perilaku kelompok risiko tinggi, seperti pelanggan WPS dalam penggunaan kondom seks komersial sangat berguna sebagai masukan bagi pembuat kebijakan untuk membuat program pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS yang lebih efektif dan efisien, khususnya di Papua.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan tingkat keterpaparan informasi HIV/AIDS dengan perilaku penggunaan kondom pada pelanggan WPS di Papua setelah dipadankan oleh variabel umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan riwayat mengalami gejala IMS yang berperan sebagai confounder, dengan menggunakan modelling Propensity Score Matching. Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Surveilans Perilaku HIV/AIDS 2004/2005 dari P2MPL Depkes RI dan desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah tukang ojek dan tukang bongkar muat pelabuhan di Papua, yang selanjutnya disebut dengan pelanggan WPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang konsisten menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan WPS masih sangat rendah (19,14%). Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel umur (p=0,650), status perkawinan (p=0,403) tidak berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom pada pelanggan WPS, sedangkan variabel tingkat pendidikan (p=0,0001), tingkat pengetahuan (p=0,000),dan riwayat mengalami gejala IMS (p=0,000) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan perilaku penggunaan kondom pada pelanggan WPS.
Pada analisis multivariat modelling Propensity Score Matching baik dengan nearest neighbor maupun caliper, variabel umur dan status perkawinan harus dikeluarkan dari model, karena reduksi biasnya lebih rendah sebelum dipadankan daripada setelah dipadankan. Hasil akhir analisis PSM pada model fit didapatkan nilai yang sama antara kedua algoritma baik nilai OR maupun nilai T-stat. Nilai odds ratio (OR) adalah 2,3 (95%CI=1,2-4,5), ini artinya pelanggan WPS yang tingkat keterpaparan informasi HIV/AIDS cukup memiliki peluang 2,3 kali untuk menggunakan kondom secara konsisten dibandingkan dengan yang tingkat keterpaparan informasi HIV/AIDS kurang dan nilai T-stat didapat 0,85(p>0,05), artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat keterpaparan informasi HIV/AIDS dengan perilaku penggunaan kondom pada pelanggan WPS di Papua.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan kepada pengelola program HIV/AIDS baik di pusat maupun daerah agar lebih meningkatkan intensitas dan kedalaman informasi HIV/AIDS terutama bagi kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit HIV/AIDS, meningkatkan peran tenaga kesehatan dan membangun kemitraan dengan tokoh agama, tokoh adat/masyarakat, LSM, dunia usaha/swasta dan lembaga pendidikan formal untuk kepentingan penyebaran informasi yang akurat dan benar tentang HIV/AIDS, melibatkan pakar komunikasi dan mendorong perusahaan komunikasi/media lebih berperan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan sosialisasi kondom, pemberdayaan kelompok risiko tinggi(peer group) dalam penyebaran informasi HIV/AIDS dan menetapkan peraturan daerah penggunaan kondom 100% .

Kata kunci : propensity score matching, keterpaparan informasi, perilaku, kondom, pelanggan WPS.
Daftar pustaka : 78 buah (1999-2008)

4 thoughts on “Analisis Propensity Score Matching pada Hubungan Tingkat Keterpaparan Informasi HIV/AIDS dengan Perilaku Penggunaan Kondom pada Pelanggan Wanita Penjaja Seks (WPS) di Papua (Data BSS 2004/2005)

  1. Hi, i’m really interested in propensity score matching analysis but i have a bunch of questions on it. Coud you please contact my email address so then I can ask you further about this method?

    Thanks a lot

  2. Bapak syech yang baik, saya sangat tertarik dengan metodologi yang diterapkan dalam studi ini (propensity scor method) dan sedang mendalaminya. Andai berkenan, mohon kirimi saya dokument yg lebih lengkap,atau setidaknya metodologi secara lengkap.

    terima kasih banyak dan salam.
    ds.ginting@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *