Operasi Penyakit Tulang Langka di RSUD dr. Fauziah Bireuen
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Fauziah Bireuen saat ini sudah mampu melaksanakan operasi besar, dan langka yaitu pengapuran tulang belakang leher. Akibatnya, penderita mengalami kelumpuhan empat anggota gerak.

Hal tersebut dikatakan Bupati Bireuen, Dr H Muzakkar A Gani SH MSi didampingi Direktur RSUD dr Fauziah, dr Amir Addani M Kes, dan Wadir Pelayanan, dr Minar Mushari SpS, dan juga Kepala Dinas Kesehatan, dr Irwan A Gani seusai selesai memantau operasi itu, Senin (7/9/2020) pagi.

Penyakit ini pernah diderita oleh Penyanyi asal Korea Selatan, Kan Jong Wook.
Dilansir dari Soompi, Kan Jon Wook saat ini sedang berjuang melawan penyakit ‘Ossification of the Posterior Longitudinal Ligament’ (OPLL) yang merupakan proses fibrosis, kalsifikasi, dan pengerasan ligamentum longitudinal posterior dari tulang belakang. Kondisi ini membuat ligamen tulang belakang kurang lentur dan menjadi kaku.
Penyanyi ini memulai debutnya pada 2004, “Royal Family” “Gloria”, “Dangerous Woman”, “May Queen,” dan banyak lagi. Dia juga anggota dari duo J2 dengan kakaknya Kan Jong Woo.
Pengerasan ligamentum longitudinal posterior atau Ossification of the Posterior Longitudinal Ligament (OPLL) adalah gangguan umum yang sering dikaitkan dengan gejala neurologi sekunder untuk kompresi sumsum tulang belakang. Pernah dianggap sebagai kasus yang langka pada orang keturunan Asia, osifikasi dari ligamentum longitudinal posterior telah menjadi suatu gangguan umum di antara pasien Amerika Utara dengan myelopathy. Faktor genetik dan lingkungan ikut terlibat sebagai penyebab OPLL tetapi penyebabnya secara pasti masih belum diketahui.

OPLL adalah kondisi kalsifikasi abnormal dari ligamentum longitudinal posterior. OPLL ini paling sering ditemukan pada pria, orang tua dan orang Asia. Pada masyarakat oriental tua, gejala sakit leher dengan kelemahan dan parestesia di kaki serta kuadriparesis kejang adalah gejala umum dari pengerasan ligamen longitudinal posterior.
OPLL umumnya terlihat pada masyarakat oriental, khususnya Jepang. Hal ini tampaknya memiliki kecenderungan genetik yang kuat dan mungkin terkait dengan diabetes mellitus, metabolisme kalsium abnormal, ankylosing spondylitis, penyakit degeneratif, diffuse idiopathic skeletal hyperostosis (DISH) atau overdosis fluoride. Lesi dari PLL mungkin termasuk hipertropi, kalsifikasi dan osifikasi. Hipertrofi dapat terjadi sebagai entitas primer atau sekunder untuk tonjolan diskus. OPLL biasanya melibatkan tulang belakang leher. Sumsum tulang belakang dapat dikompresi oleh lesi ini, yang dapat menyebabkan defisit neurologis.
Banyak penyakit yang dikaitkan berhubungan dengan OPLL, seperti hyperostosis tulang idiopatik, ankylosing spondylitis dan spondyloarthropathies lainnya. Pengobatan pilihan untuk pasien dengan gejala OPLL adalah operasi untuk menghilangkan kompresi sumsum tulang belakang.