Setiap Orang Ada Masanya & Setiap Masa Ada Orangnya

Melihat kealiman sosok Syafi’i, amat luhur budi pekertinya, bijaksana tutur bahasanya dan betapa baik tanggapan masyarakat di sekitarnya…

Maka penganut mazhab Maliki saat itu khawatir apabila kedudukan mereka di tengah-tengah masyarakat akan tergantikan olehnya…

Karena itu, pada suatu kesempatan Syekh Fatyan bin Abi as-Samah, seorang ahli fiqh Maliki mengajak debat dengan Imam Syafi’i, bahkan ia melontarkan ungkapan-ungkapan yang sebenarnya tidak pantas disampaikan oleh seorang ulama…

Demi mempertahankan mazhab Maliki di mata masyarakat Mesir, maka murid-murid Syekh Fatyan ini kemudian melakukan penghalauan dan bahkan pengusiran terhadap siapa saja yang akan menghadiri majlis Imam Syafi’i…

Sungguh, betapa berat ujian dan tantangan yang dihadapi oleh Imam Syafi’i dalam menyebarluaskan ilmu, tak terkecuali tantangan itu datang dari umat islam sendiri bahkan dari seorang ulama dari kalangan umat ini…

Namun, bagaimana Imam Syafi’i menghadapi ujian dan tantangan tersebut? Inilah kiranya yang terpenting untuk kita dalami sehingga nantinya kita dapat memilih sikap seperti beliau…

Ternyata Imam Syafi’i menuangkan sikapnya dalam bentuk bait sya’ir, berikut sya’ir itu :

قُل بِمَا شِئتَ فِي مَسَبَّةِ عِرضِي…
فَسُكُوتِي عَنِ اللَّئِيمِ جَوَابُ
Katakanlah sekehendak hatimu dalam mencaci kehormatanku…
Sebab, diamku terhadap orang jahat adalah jawaban tepat…

مَا أَنَاعَادِمُ الجَوَابِ، وَلَكِن…
مَا مِنَ الأَسَدِ أَنؓ تُجِيبَ الكِلَابُ…
Bukannya aku tidak mampu menjawab tantangan kalian, namun…
Tidaklah pantas seekor singa memenuhi undangan tarung seekor anjing…

Demikianlah sikap Imam Syafi’i dalam menghadapi tantangan dan gangguan para pengganggu dakwah beliau dalam menyebarkan ilmu, beliau tidak sia-siakan waktu untuk meladeni orang-orang seperti ini, malah beliau menganggapnya hanyalah seperti pepatah :
“Anjing menggonggong, kafilah berlalu”.

Suadaraku!
Zaman bisa berbeda, namun kisah dan legenda dapat berulang sama…

Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya…

Apakah kita berada dipihak penabur benih keburukan, ataukah kita membersamai kafilah kebaikan…

Hidup di dunia hanya sekali, hiduplah yang berarti…

Semoga Allah menjadikan diriku, dirimu dan kita semua menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan, amin…

✍BNA, Sabtu 3 Muharram 1442H/22 Agustus 2020M
ibnu Selian

http://t.me/hattaselian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *