Siasat Kancil

Seperti biasa, Kancil jalan-jalan sambil mencari makan. Karena terlalu asyik, ia tidak sadar telah keluar dari kawasan hutan. Tanpa disangka, hujan deras turun sehingga air sungai meluap. Setelah reda, Kancil bergegas pulang. Sesampainya di tepi sungai Kancil kaget karena jembatan telah rusak dan tidak bisa dilewati.

Tanpa disadari Kancil, Buaya datang mendekat. Ternyata, Buaya sudah mengamati Kancil sejak tadi. Ia telah merencanakan sesuatu terhadap Kancil. ” Hai, Cil!, mengapa kamu bingung?” tanya Buaya basa basi. ” Oh, hai, Buaya!, Aku sedang memikirkan bagaimana cara bisa pulang jika jembatan di sungai rusak seperti ini,” jawab Kancil. ” Ah, serahkan saja kepadaku! Aku akan mengantarmu ke seberang!, Segeralah naik ke punggungku!”, seru Buaya kepada Kancil. “Ehm…,baiklah. Ternyata kamu baik sekali,” kata Kancil, lalu naik ke punggung Buaya.

Ketika ditengah sungai, Buaya berkata, “Kebetulan sekali aku bertemu denganmu. Istriku sedang sakit. Sepertinya, jantung seekor Kancil bisa membuat tubuhnya menjadi sehat. Lebih baik aku membawamu pulang ke rumahku.”

Kancil terkejut. Namun, arus sungai yang deras membuatnya tidak berani melompat dari punggung Buaya. “Ah, sayang sekali, Buaya!” seru Kancil. “Tadi pagi, aku buru-buru pergi, sehingga jantungku tertinggal di rumah,” jawab Kancil. “Baiklah, kalau begitu kamu harus pulang dulu untuk mengambil jantungmu, ” kata Buaya.

“Baiklah, kalau begitu, kamu harus mengantarku hingga seberang sungai,” ujar Kancil. Sesampainya di bibir sungai, Kancil berlari sekencang-kencangnya. Hap! Ia melompat ke daratan dan berlari kencang. “Terimakasih banyak, Buaya! Sampaikan kepada istrimu bahwa aku adalah Kancil yang tidak mempunyai jantung!” mendengar teriakan itu, Buaya sadar bahwa ia baru saja telah ditipu oleh Kancil.

Sumber : Anak Cerdas, CV. Anak Teladan, Tangerang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *