BAGIAN KEDUA : Tahap-tahap Proses Keperawatan

Saat ini tahap-tahap yang dipergunakan dalam menerapkan proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu  pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Kozier et al, 1995; Doenges et al, 1993; Dep. Kes. R.I., 1993)

TAHAP PENGKAJIAN

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang respon klien agar dapat mengidentifikasi dan mengenali masalah atau kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien. Area yang termasuk respon klien antara lain kegiatan sehari-hari, emosional, sosio-ekonomi, kultural dan spiritual (Yura & Wals, 1988).

 Menurut Kozier et al. (1995) proses pengkajian terdiri atas empat kegiatan, yaitu: pengumpulan data, organisasi data, validasi data, dan analisa data.

Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu tentang status kesehatan klien untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan klien. Informasi yang diperlukan adalah segala sesuatu penyimpangan tentang klien sebagaii makhluk bio-psiko sosial-spiritual, kemampuan dalam mengatasi masalah sehari-hari, masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien, dan keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan terhadap klien.

Dari semua informasi yang terkumpul didapatkan data dasar berupa riwayat kesehatan/ keperawatan, pengkajian fisik, riwayat pengobatan dan pemeriksaan fisik, termasuk hasil laboratorium dan tes diagnostik, dan data berupa kontribusi informasi dari tenaga kesehatan lainnya.

Tujuan pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi dan menilaii tentang keadaan kesehatan klien, untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan serta membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.

Jenis data yang dikumpulkan dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, termasuk sensasi klien, perasaan, nilai-nilai, kepercayaan, pengetahuan, dan persepsi terhadap status kesehatan dan situasi kehidupan, misalnya: rasa nyeri, mual, sakit kepala, rasa kuatir, cemas, dan lain lain.

Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengamatan, pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku), misalnya: perubahan warna kulit, tekanan darah, suhu tubuh, perubahan perilaku, dan lain lain.

Sumber data yang dapat dipergunakan untuk pengumpulan data adalah sumber data primer, sekunder, dan tersier. Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan langsung dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya. Sumber data sekunder adalah data-data tidak langsung dari klien yang dikumpulkan dari sumber lain, seperti keluarga, teman, profesional kesehatan lain. Sedangkan sumber data tersier adalah data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan, laboratorium, analisis diagnostik, rekam medik dan dari literatur yang relevan. (Craven & Hirnle, 2000;  Kozier et al., 1995).

Dalam pengumpulan data agar dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan: keluhan utama, riwayat kesehatan sebelumnya, riwayat kesehatan keluarga, keadaan fisik, pola kebiasaan, psikologis, sosial, spiritual, hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, radiologi, electrocardiograph, dan keadaan khusus lainnya yang berhubungan.

Cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

  1. Wawancara  (Interview/ Anamnese)

Menurut Potter dan Perry (1997) wawancara adalah suatu pola dalam memulai komunikasi dengan tujuan yang spesifik dan terarah dalam area tertentu. Dalam keperawatan tujuan utama dari wawancara adalah untuk mengetahui riwayat kesehatan/ keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan faktor-faktor risiko, dan faktor-faktor spesifik dari perubahan status kesehatan dan pola kehidupan klien, serta untuk menjalin hubungan perawat-klien. Wawancara  dapat dilakukan dengan klien langsung atau dengan orang yang terdekat dengan klien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat perawat melakukan wawancara dengan   klien   (Craven   &   Hirnle,  2000;   Potter  &  Perry,  1997; Kozier et al., 1995) adalah:

1) Menerima keberadaan klien sebagai mana adanya. 2) Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarganya  untuk  menyampaikan  keluhan/  pendapat secara bebas.3) Harus   dapat menjamin  rasa  aman  dan nyaman bagi klien. 4)  Perawat    harus   bersikap  tenang,  sopan   dan  penuh perhatian. 5) Menggunakan  teknik   komunikasi  terapeutik. 6) Tidak bersifat menggurui tetapi lebih kepada mengarahkan  wawancara agar terfokus dan spesifik  tentang masalah    yang    dihadapi   klien. 7)  Menciptakan lingkungan yang mendukung.

2. Pengamatan  (Observasi).

Pengamatan adalah mangamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah keperawatan. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan: 1) Tidak melakukan stimuli kepada klien/ tidak diketahui oleh klien sehingga data yang diperoleh murni. 2) Lakukan seleksi dan interpretasi dari data yang diamati menyangkut aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien (Craven & Hirnle, 2000;  Kozier et al. 1995).

3. Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien. Untuk pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi (Craven  &  Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995).  Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan, hasil data yang diperoleh misalnya: sclera mata berwarna kuning (icterik), kulit kebiruan (ciyanosis), wajah pucat, dan lain-lain. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan pendengaran dan dibantu dengan penggunaan statescope, misalnya: mendengar bising usus, bunyi jantung, bunyi paru-paru, dan lain-lain. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan, misalnya: perabaan pada bagian tubuh yang diduga adanya radang, pembengkakan, pemeriksaan kehamilan, oedem, dan lain-lain.

 Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mengetuk bagian tubuh yang dilakukan dengan cara menggunakan ujung-ujung jari tangan atau menggunakan alat seperti reflek hammer pada pemeriksaan reflek.

4. Pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik merupakan bagian dari tahap pengumpulan data, hal ini sangat membantu dalam penatalaksanaan, pemeliharaan dan restorasi kesehatan.  Pengetahuan tentang tujuan, prosedur, dan hasil dari pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik diperlukan untuk keberhasilan pemeriksaan yang merupakan sekumpulan informasi yang berguna untuk menetapkan masalah keperawatan serta meningkatkan intervensi keperawatan yang tepat waktu dan sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan (Doenges, Moorhouse & Burley, 1995).

Organisasi data

Organisasi data merupakan sebuah variasi kerangka kerja keperawatan untuk keteraturan pengumpulan data dan pencatatan hasil pengumpulan data. Kerangka kerja membantu sebagai pedoman selama perawat melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik, mencegah tidak tercantumnya informasi yang berhubungan, dan memudahkan dalam analisa data pada tahap perumusan diagnosa keperawatan. Kerangka kerja dapat dimodifikasi berdasarkan status kesehatan klien (Fuller & Schaller-Ayers, 1994, dalam Craven  &  Hirnle, 2000).

Validasi data

Menurut Kozier et al. (1995) validasi data adalah kegiatan “Double-Checking” atau verifikasi data untuk mengkomfirmasi kelengkapan, keakuratan, dan aktualitas data. Dengan memvalidasi data, membantu perawat untuk memastikan kelengkapan informasi dari pengkajian, kecocokan data objektif dan subjektif, mendapatkan tambahan informasi,

 menghindari ketidakteraturan dalam mengumpulkan dan memfokuskan data sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penulisan dan identifikasi masalah. Alfaro – LeFevre (1998), menjelaskan bahwa yang termasuk cara memvalidasi data antara lain: bandingkan antara data yang didapat dengan fungsi normal, rujuk pada buku, jurnal, dan hasil penelitian, periksa kosistensi data subjektif dengan dapat objektif yang didapat, klarifikasi dengan pernyataan-pernyataan klien, dan cari persetujuan kolega tentang kesimpulan yang dibuat.

Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan daya berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian tentang subtansi ilmu keperawatan dan proses penyakit.  Dalam melakukan analisa data diperlukan kemampuan menghubungkan data dengan penyebab berdasarkan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah keperawatan klien.

Fungsi dari analisa data adalah perawat dapat menginteprestasi data yang diperoleh dari klien maupun dari sumber lain, sehingga data yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam pengambilan keputusan untuk menentukan masalah keperawatan dan kebutuhan klien.

Dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam melakukan analisa data, antara lain: anatomi dan fisiologi sistem tubuh, patofisiologi penyakit, farmakologi, ilmu perilaku, konsep manusia, konsep sehat-sakit, stress, adaptasi, etika keperawatan, tindakan dan prosedur keperawatan, serta  konsep teori keperawatan.

Dalam melakukan analisa data, perawat harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Validasi kembali data,  teliti  kembali  data  yang terkumpul.

b) Identifikasi kesenjangan data.

c) Susun kategorisasi data secara sistematis dan logis.

d) Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang askep klien.

e) Buat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah& penyebabnya.

f) Buat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.

Contoh suatu analisa data dalam bentuk tabel di bawah ini:

NOSIGN/ SIMPTOM (TANDA/ GEJALA)ETIOLOGI (PENYEBAB)PROBLEM (MASALAH)
1.Subjektif: Nyeri kepala,Sulit beristirahat,Skala nyeri: 8 Objektif: K/ U: lemah,Wajah klien tampak menahan rasa sakit,Klien gelisah,Adanya luka robek akibat trauma pada kepala bagian atas,Nadi: 90 X/ Menit  Peningkatan tekanan dan iritasi vaskuler serebral.Gangguan rasa nyaman; Nyeri kepala akut
Contoh Tabel Analisa Data

Bersambung ke TAHAP DIAGNOSA KEPERAWATAN…..https://syehaceh.wordpress.com/2021/01/19/bagian-kedua-tahap-tahap-proses-keperawatan-lanjutan/

DAFTAR PUSTAKA

Alfaro-LeFevre, R. (1998). Applying nursing diagnosis and nursing process: A step-by-step guide. (4th edition). Philadelphia: Lippincott-Raven.

Clark, J. M. (1992). Nursing in community. Conecticut: Appleton & Launge, Prectice Hall.

Carpenito, L. J. (1997), Nursing diagnosis: applications to clinical practice. (7th edition). Philadelphia: J. B. Lippincott Company.

Craven, R. F., & Hirnle, C. J. (2000). Fundamentals of nursing: human health and function. (3rd  edition). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Dep. Kes. R.I. (1993). Standar asuhan keperawatan. (cetakan kedua). Jakarta: DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (1993). Nursing care plans: guidelines for planning and documenting patient care. (3rd  edition). Philadelphia, Peensylvania, U.S.A.: F.A. Davis Company.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Burley, J. T. (1995). Aplication of nursing process and nursing diagnosis: An interative text for diagnostic reasoning. (2nd  edition). Philadelphia, Peensylvania, U.S.A.: F.A. Davis Company.

Fisbach, F.T., (1991). Documenting care communication the nursing process and documentation standars.  Philadelphia: F.A. Davis Company.

Kozier, B., Erb, G., Blais, K., & Wilkinson, J.  (1995). Fundamental of nursing: concepts, process and practice. California: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Potter, P. A. & Perry,.A. G., (1997), Fundamentals of nursing: concepts, process,and practice. (4th  edition). St. Louis: Mosby year book.

Potter, A.P., & Perry, G.A. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika

Rutami, & Setiawan. (2012). Pelaksanaan Proses Pengkajian Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan. 1 (2), 52-54.

Taylor, C., Lilis, C., & Le Mone, P. (1993). Fundamentals of Nursing. (2nd Edition). Philadelphia: JB.Lippincott Company.

Yura, H., & Walsh, M. B. (1988). The nursing process: assessing, planning, implementing, evaluating. (5th edition). Norwalk, CT: Appleton & Lange.

0 thoughts on “BAGIAN KEDUA : Tahap-tahap Proses Keperawatan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *