TGK CHIK DI PASIE DAN MASJID GUCI RUMPONG

Teungku Chik di Pasie bernama Syeikh Abdus Salam bin Burhanuddin. Anak dari Tuan Syarif Burhanuddin, berdarah campuran Kurdi dan Turki. Abdus Salam bin Burhanuddin adalah seorang ulama besar Kesultanan Aceh.

Sejak umur 15 – 35 tahun beliau bermukim di Makkah memperdalam pengetahuan kaligrafi, jurnalistik, seni sastra, tafsir Al-qur’an dan hadits. Karya seni Syeikh Abdus Salam sampai sekarang masih tersimpan di rumah ibadah di Desa Masjid Guci Rumpong, Kec. Peukan Baro, Pidie.

Ketenaran Syaikh Abdus Salam atau Teungku Chik Di Pasi juga dikenal sebagai tokoh ulama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, pertanian dan perairan dari negeri Pedir itu. Beliau berasal dari silsilah ulama juga. Nasab beliau adalah Syaikh Abdus Salam bin Syaikh Burhanuddin bin Syaikh Ahmad Al-Qusyasyi al-Madani bin Syaikh Muhammad Al-Madani al-Anshary bin Syaikh Yunus bin Syaikh Ahmad ad-Dijani.

Sosok Syaikh Burhanuddin (Teungku Chik Di Gigieng) sebagai ayahanda beliau. Tgk. Chik Di Pasi juga mempunyai saudara lainnya mewarisi lima orang keturunan. Pertama, Syaikh Abdus Salam (Teungku Chik Di Pasi) menetap dan wafat di Gampong Waido negeri Pedir.

Kedua, Syaikh Muhammad Sulaiman (Teungku Chik Di Silang/Sule) menetap dan wafat di negeri Sule Darussalam. Ketiga, Syaikh Badaruddin (Teungku Chik Di Peudada) menetap dan wafat di negeri Peudada. Keempat, Syaikh Djohar Alam Syah (Sultan Djohar Alam Syah) menetap dan wafat di Bandar Aceh Darussalam. Kelima, Siti Pocut Fatimah, menetap dan wafat di Gampong Buloh Blang Ara negeri Samudra.

Makam ayah Tgk Chik Di Pasi, Tgk Syeh Burhanudin terletak di Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, sedangkan makam Tgk Syik Pasi terletak di Pasi Ie Leubeu, Kecamatan Kembang Tanjung kira-kira 20 km di sebelah timur Kota Sigli.

Makam Tgk Chik Di Pasie

Syeikh Abdus salam mendirikan 4 (empat) masjid yang dibangun yaitu di Meureudu terdapat tiga masjid termasuk masjid Beuracan, Masjid Batei dan Masjid Madinah dan satu lagi adalah Masjid Guci Rumpong yang berada di Lampoh Saka Kecamatan Peukan Baro.

Masjid Guci Rumpong Tgk Chik Di Pasie yang masih asli ada di sisi kiri. Di sisi kanan telah dibangun masjid baru berkubah warna kuning emas. Namun hanya digunakan untuk shalat Jumat. Sedangkan masjid peninggalan sejarah Tgk Chik di Pasie di sampingnya tetap digunakan untuk shalat lima waktu.

Masjid Kubah Emas

Masjid lama berkonstruksi kayu yang berukuran 12 x 12 meter tersebut masih berdiri kokoh meski Tgk Chik di Pasi diperkirakan hidup pada abad ke-17 masehi, dan ada ornamen ukiran yang berseni tinggi.

Masjid Tgk Chik Di Pasie
Ornamen pada Dinding Luar Masjid

Di dalam masjid tersimpan Seureumbek yaitu sebuah Alquran tulisan tangan Tgk Chik Di Pasie yang juga berusia ratusan tahun. Alquran inilah rupanya yang digunakan masyarakat untuk kesaksian sumpah. Menurut cerita yang beredar tentang orang berbohong saat disumpah dengan Seureumbek, dan berdiri diatas Batee Siprok (Batu Bopeng) orang itu akan kejang-kejang seperti disambar petir.Ada juga tempat khalud (suluk) di rumah Tgk Chik di Pasi yang masih terawat sampai sekarang.

Balee Khalud (suluk)

Hampir berdempetan dengan masjid, ada balee khanduri. Jadi memisahkan tempat shalat dan tempat makan. Bedanya masjid dengan balee khanduri adalah dekorasi dindingnya yang banyak pola donat, dan tak berdinding terbuka, sehingga bisa masuk dari mana saja untuk makan. Sedangkan masjid punya pintu dari tiga sisi, kecuali sisi depan di depan imam.

Balee Khanduri

Lalu di dekat pintu masuk Masjid Guci Rumpong ada batu yang dikurung dalam kerangkeng di dekat pintu masjid, disebut dengan Batee Siprok. Batu itu konon sebagai tempat cuci kaki Tgk Chik di Pasie bila hendak masuk ke masjid. Sementara sekarang, bila ada pengunjung yang mencuci kepalanya dengan air guci, air hasil cuciannya itu ditumpahkan ke atas batu, dan menurut penjaga masjid bahwa bisa menyembuhkan penyakit.

Batee Siprok
Batee Siprok

Selain Seureumbek, Batu Siprok ada juga dua buah guci. Menurut keterangan bapak penjaga bahwa dua buah guci ini satu laki-laki dan satu perempuan, berasal dari Siam. Guci ini dulunya berkelahi lalu dipukul oleh Tengku Chik Di Pasie , salah satu nya mengalami kerusakan atau pecah pada bagian bibirnya (Rumpong). Ramai masyarakat yg mengambil airnya sebagai obat, atau untuk nazar (peulheuh hajat), diminum dan utk cuci muka diatas Batee Siprok.

Guci Rumpong
Guci Rumpong

Didalam masjid juga terdapat sebatang bambu atau dalam bahasa Aceh disebut Purieh yang sudah mulai lapuk dimakan usia. Bambu tersebut dulunya digunakan muazin untuk naik ke atas saat sang muazin hendak mengumandangkan azan.

Purieh
Purieh

Kemudian ada juga sebatang tongkat kayu. Menurut cerita yang beredar di masyarakat bahwa dengan tongkat kayu tersebut, Abu Chik Di Pasie menggoreskan ke tanah dan terbentuklah sebuah sungai.

“Dengan nama Allah yang penuh kasih dan sayang kepada hamba-Nya, tanah ini ciptaan Tuhan, air inipun ciptaan-Nya, karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan-Nya, maka dari itu ikutilah goresanku ini”. Dengan diawali doa tersebut, Teungku Chik Di Pasi menggoreskan tongkat kayu ke tanah. Pekerjaan ini dimulai dari pegunungan Bukit Barisan melalui kecamatan-kecamatan Titeue/Keumala, Kota Bakti, Mutiara, Indrajaya, Kembang Tanjung, dan Simpang Tiga. Dari goresan tongkat tersebut muncul sebuah saluran air sejauh 25 km, yang sekarang dikenal dengan Lueng Bintang. Pekerjaan seluruhnya berlangsung dalam satu malam. Sebelum seluruh pekerjaan selesai, fajar menyingsing di ufuk timur. Pekerjaan yang tersisa kemudian dilanjutkan secara bergotong royong oleh masyarakat, yaitu sejak dari Kuta Cot Ara Jurong hingga dengan Pante Gigieng, kampung kelahiran beliau.

Qismullah Yusuf dalam makalahnya Etno Scientist and Technologists Melayu Aceh menuliskan, irigasi dan tambak ikan yang ada di Tiro, Pasi Lhok, dan Kuala Sigli, tonggak pembangunannya ada pada sosok Tgk Chik di Pasi, yang kemudian diteruskan cucunya, Teungku Chik Trueng Campli dan keponakannya, Teungku Chik di Reubee. Di bagian Barat Pidie, dari Tiro, Garot hingga ke Padang Tiji dikerjakan atas prakarsa Teungku Chik di Reubee. 

Berikut beberapa foto lainnya yang ada di lokasi Masjid Guci Rumpong πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

Plang Besi Bertuliskan Bahasa Arab Jawi
Kondisi Didalam Masjid Guci Rumpong
Kulah atau Tempat Air Wudhu

Sumber : Dikutip dari berbagai sumber/referensi dan hasil wawancara penulis dengan penjaga Masjid Guci Rumpong.

Referensi :

https://aceh.tribunnews.com/2017/08/04/cerita-masjid-guci-rumpong-tgk-chik-di-pasie

https://www.safariku.com/melawat-ke-masjid-guci-rumpong-tgk-chik-di-pasie/

http://pidiekab.go.id/objekwisataspiritual-2/

https://sinarpidie.co/news/dua-guci-di-masjid-teungku-chik-di-pasi/index.html

https://www.laduni.id/post/read/48663/teungku-chiek-di-pasi-9-menelusuri-nasab-tgk-chik-di-pasi

https://mobile.facebook.com/jz01paj/?_rdc=1&_rdr

https://m.youtube.com/watch?v=waiUX-RHr8A&feature=youtu.be

2 thoughts on “TGK CHIK DI PASIE DAN MASJID GUCI RUMPONG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *