JAMEUEN KUPIE
Corona atau Covid-19 mewabah seluruh dunia . Setelah muncul dan mengganas di Wuhan, Covid-19 menyerang Indonesia sekitar bulan Maret 2020. Covid-19 ini sangat terasa dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tanpa kecuali juga dialami Khairul Nazli di Bireuen.
Khairul Nazli (30) memiliki 3 toko usaha distro di kota Bireuen. Ketiga toko distronya pailit dan harus tutup akibat dampak dari Pandemi Covid-19. Namun Khairul Nazli tidak putus asa, naluri bisnisnya tidak pernah menyerah dengan keadaan.
Dia pun membuka kedai atau cafee yang bernuansa jaman doeloe dengan nama “Jameuen Kupie” dengan tagline “Peunajoh Ureung Away” di Gampong kelahirannya di Desa Cot Bada Baroh, Kecamatan Peusangan, Bireuen.
Kedai ini disetting dengan konsep klasik bernuansa jaman doleoe alias jadul baik desainnya maupun menunya. Ornamen diatur dengan apik dari barang-barang bekas yang khas jaman dulu. Kita bisa temukan barang-barang rongsokan dan jadul seperti motor jadul, sepeda onthel, plat kendaraan, ban bekas, roda bekas, piring, setrika jaman, mesin ketik, lampu petromax, koper jadul, televisi, kaset lagu nostalgia, dan benda-benda lain yang semuanya unik dan punya jaman dulu.
Menu makanan dan minumannya juga khas kampung dan jaman dulu seperti ie raminet, kupi khoep, kupi nira, ie jok, bir palake, kopi sareng, pisang rebus, ubi rebus, timphan, dughok,boh kayee, jagong teukerabe, pisang goreng, mie goreng dan lainnya.
Benda-benda rongsokan dan khas jaman dulu ditata sedemikian rupa baik di lesehan atau tempat kita duduk dan ada juga yang dibikin seperti booth yang bisa digunakan untuk latar foto bersama atau Selfi.
Selain itu, juga dipajang foto-foto bernilai sejarah seperti foto pahlawan Aceh, ada juga tokoh GAM, Hasan Tiro, Panglima GAM Tgk Abdullah Syafi’i, foto Simpang 4 Bundaran Bireuen dan foto lainnya.
Melihat konsep unik dan etnik yang diusung Khairul Nazli ini mengembalikan memori saya ke kota Kembang, Bandung. Saya pernah beberapa kali ke Bandung dan berkunjung ke Paris Van Java. Di lantai dasar Paris Van Java terdapat sebuah kedai yang juga disetting dengan gaya unik dan khas warung Jawa masa dulu, nama kedainya “Talaga”.
Ini beberapa foto saya saat di Warung Talaga PVJ Bandung 👇👇
Kedai Jameuen Kupie berada jauh dari jalan negara. Jika ingin menuju ke kedai Jameun Kupi ini, harus masuk jalan kampung sejauh sekira satu kilometer ke arah utara dari Jalan Banda Aceh- Medan. Khairul Nazli sengaja membuka usaha Jameun Kupi di kampungnya sendiri untuk membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda di kampung kelahirannya tersebut.
Alhamdulillah…dengan doa dan usahanya, saat ini cafee tersebut berpenghasilan jutaan rupiah perhari. Setiap hari cukup ramai pengunjung yang datang menikmati menu khas dan keunikan cafee tersebut. Para pengunjung mengabadikan setiap sudut cafee dengan kamera androidnya, mengshare foto-fotonya di media sosial mereka sehingga menjadikan Jamuen Kupi sebagai usaha nongkrongan pemuda milenial yang semakin viral dan sejarah usaha baru di Kabupaten Bireuen.
Khairul Nazli mengatakan bahwa usaha ini akan terus dikembangkan dengan inovasi-inovasi baru dengan ornamen khas zaman dulu, dan dengan menu-menu khas Aceh lampau yang akan terus diupdate, sehingga konsepnya benar-benar beda dengan yang lain. Dia yakin dengan konsep unik dan tempoe doeloe yang menjadi filosofi dan konsep usahanya menjadi daya tarik bagi masyarakat.
Menurut Khairul Nazli, bahwa Kita harus jadi inovator, bukan imitator, yakni ikut-ikutan orang lain. Kalau ingin maju, maka harus punya konsep sendiri, tanpa harus meniru.
Sosok pemuda inspiratif seperti Khairul ini, layak menjadi Role Model yang perlu ditiru oleh anak-anak muda lainnya. Bahwa, jangan pernah patah semangat dan harus berani dalam memulai sebuah usaha.
Saya lampirkan beberapa foto saat saya berkunjung ke Jameuen Kupi👇👇👇
Nonton video singkat “Jameun Kupi” klik link berikut 👇👇👇