Tehnik Menyusui Bayi Yang Baik dan Benar
Saat menyusui ibu harus rileks dan nyaman, bayi melekat menghadap puting ibu, kepala dan tubuh bayi berada pada garis lurus, seluruh puting dan sebagian besar areola (bagian payudara yang berwarna lebih gelap kecokelatan) masuk ke dalam mulut bayi, dagu bayi menyentuh payudara dan bokong bayi ditopang (Runtulalo, 2004).
Bayi dapat mengisap dengan baik jika mulut terbuka lebar, bibir bawah terlipat keluar, pipi bayi tidak cekung, tapi membulat dan isapannya teratur lambat dan dalam. ASI dapat dikatakan benar-benar kurang jika berat badan (BB) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan, BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kebal, ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning (Runtulalo, 2004).
Posisi yang kurang benar dapat menyebabkan rasa sakit, lecet, dan luka pada puting serta membuat ibu dan bayi frustrasi. Bayi akan frustasi karena lapar dan ibu akan merasa cemas karena ketidak mampuan menyusui bayi. Kurangnya pengeluaran ASI dari payudara ibu bisa menyebabkan kepenuhan, bengkak payudara, dan bahkan kegagalan menyusui (Ramaiah, 2006).
Menurut Depkes RI, (2007) cara yang tepat ibu memeluk bayinya saat menyusui adalah:
- Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
- Wajah bayi harus menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan puting.
- Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya.
- Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan, bukan hanya kepala dan bahu.
Menurut Depkes RI, (2007) cara menyangga payudara adalah sebagai berikut:
- Ibu harus meletakkan jari-jarinya di dinding dada dibawah payudara, sehingga jari telunjuk membentuk topangan di bagian dasar payudara.
- Ibu dapat menekan lembut payudaranya dengan jari-jari, cara ini dapat memperbaiki bentuk payudara sehingga mempermudah bayi untuk melekat dengan baik, sebaiknya ibu tidak memengang payudara terlalu dekat ke puting.
- ibu harus menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, sebelum membawa bayi kepayudara. Mulut bayi perlu membuka lebar untuk memasukkan payudara sepenuh mulutnya.
Menurut Depkes RI (2007) cara mendekatkan bayi kepayudara sebagai berikut:
- Ibu harus mendekatkan bayi ke payudara, bukan mendekatkan badan atau payudara kebayi.
- Ibu harus mengarahkan bibir bawah bayi ke bawah puting, sehingga dagu bayi akan menyentuh payudara.
Ibu dapat menyusui dengan berbagai posisi berbeda, misalnya berdiri. Penting bagi ibu untuk tetap nyaman dan santai, dan bagi bayi untuk bisa memasukkan cukup payudara kedalam mulutnya, sehingga bayi dapat menyusui secara efektif (Depkes RI, 2007).
Adapun tanda-tanda menyusui berjalan dengan baik dan benar adalah:
- Umum ibu,
- ibu tampak sehat,
- ibu tampak rileks dan nyaman
- terlihat tanda bonding ibu bayi.
- Umum Bayi,
- tampak sehat,
- bayi tampak tenang dan rileks
- bayi mencari payudara bila lapar.
- Payudara,
- Payudara tampak sehat,
- puting keluar dan lentur,
- terasa nyaman, tak nyeri,
- payudara ditopang dengan baik oleh jari-jari yang jauh dari puting.
- Posisi bayi,
- kepala dan badan bayi dalam garis lurus,
- bayi dipeluk dekat badan ibu,
- seluruh badan bayi ditopang,
- bayi mendekat kepayudara, hidung berhadapan dengan puting.
- Pelekatan bayi:
- Tampak lebih banyak ariola diatas bibir,
- mulut bayi terbuka lebar,
- bibir bawah terputar keluar,
- dagu bayi menempel pada payudara.
- Menghisap,
- Hisapan lambat, dalam dengan istirahat,
- pipi membulat waktu menghisap,
- bayi melepaskan payudara waktu selesai,
- ibu merasakan, tanda-tanda reflek oksitosin (Depkes RI, 2007).