TINGKATAN-TINGKATAN SHOHIBUL QURAN…
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
… يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ ؛ اِقْرَأْ وَارْتَقِ (رواه أبو داود)
“Akan dikatakan kepada Shohibul Quran, bacalah dan naikilah tingkatan syurga…” [HR. Abu Daud]
Mereka yang aktif bersama Al-Quran selain disebut Ahlul Quran juga disebut Shohibul Quran, sebagaimana hadits di atas.
Kita salut kepada mukmin yang Shohibul Quran, karena ia memiliki energi yang tidak habis-habisnya untuk berinteraksi dengan Al-Quran. Pantaslah jika Allah selalu memuliakan Shohibul Quran.
Siapakah shohibul Quran itu ?
Shohibul Quran adalah manusia yang memiliki kecintaan kepada Allah dan Rasulullah tanpa batas, sehingga ia tidak akan pernah berhenti atau terbersit untuk berhenti membaca Al-Quran. Ia siap bersama Al-Quran sampai akhir hayatnya. Maka jangan smpai kehilangan cinta kepada Allah dan Rosul-Nya.
Shohibul Quran selalu mendapat energi Al-Qur’an yang dapat memotivasinya untuk banyak beramal salih, mengikuti semua yang disunnahkan Rosulullah.
Tapi tentunya Shohibul Quran tidak berhenti pada sekedar menghafal saja, namun lebih dari itu mereka senantiasa menaikkan levelnya bersama al Quran.
Tingkatan-tingkatan shohibul Quran:
1. MENDENGARKAN
Allah berfirman:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” [Al-A’raf:204]
2. TILAWAH
Allah berfirman:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. [ Al-Baqarah : 121]
3. MENGHAFAL
Allah berfirman:
بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.” [Al-Ankabut: 49]
4. TADABBUR
Allah berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الألْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabbur ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”. [Shad: 29]
5. MENGAMALKAN
Allah berfirman:
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ
“yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” [Az-Zumar : 18]
Itulah lima tingkatan seseorang ketika mempelajari dan berinteraksi bersama al Quran. Lima tingkatan itu sekaligus menegaskan sejauh mana level kita saat bersama al Quran. Saat ini kita sedang berada di bulan Sya’ban bulan istimewa yang banyak dilalaikan oleh sebagian kaum muslimin hari ini. Para Ulama Salaf sangat memperhatikan dan serius manakala memasuki bulan Sya’ban, khususnya dengan al Quran. Salamah bin Kuhail rahimahullah berkata,
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانِ شَهْرِ الْقُرَّاءِ
“Dahulu bulan Sya’ban itu disebut dengan bulannya Qurraa (para pembaca Al-Qur’an).”
Habib bin Abi Tsabit rahimahullah, jika memasuki bulan Sya’ban, beliau berkata,
هَذَا شَهْرِ الْقُرَّاءِ
“Ini adalah bulannya Qurraa (para pembaca Al-Qur’an).”
وَكَانَ عَمْروُ بْن قِيسَ الْمِلَاَئِيُّ إِذَا دَخْلِ شَعْبَانِ أَغْلَقَ حَانوتُهُ وَ تَفَرُّغٌ لِقِرَاءةِ الْقُرْآنِ
“Dahulu, jika Amr bin Qais al-Malaa`i memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tempat jualannya dan menghabiskan waktunya untuk membaca Al-Quran.”
[Lathaa’if Al-Ma’aarif, hlm. 138]
Maka di bulan Sya’ban yang mulia ini sudah sepatutnya kita menyibukkan diri dengan ibadah. Dunia adalah tempat bagi seorang mukmin untuk menanam benih-benih ibadah. Jika seseorang berhasil dalam cocok tanam ini, maka ia akan memanennya di akhirat dengan laba yang berlipat ganda, akan tetapi jika gagal, dia akan celaka dan merugi. Wallahul musta’an….
Wa Allahu A’lam Bisshawab
Ditulis oleh Kuttab Media Edukasi