SAAT ANAK “PROTES” PADA BAPAKNYA…
“Anakmu di hari kiamat kelak tidak akan mengadukanmu di hadapan Allah tentang engkau yang tidak mengajaknya jalan-jalan atau rekreasi, engkau tidak menyediakan alat-alat elektronik/tekhnologi canggih, atau terkait engkau tidak mengenakan mereka pakaian bermerk. Buah hatimu itu akan adukan engkau kepada Allah: “Kenapa anda tak ajarkan bagaimana aku menyembah Allah, dan kiat aku bergantung kepada-Nya, kenapa anda tak ajarkan aku Al-Qur’an dan Sunnah serta cara mengamalkan dua hal itu, kenapa anda tidak melarang aku bermudahan-mudahan dalam urusan shalat?.” (Dr. Salim al-Mufarriji)
Begitu mendengar kata ‘uquq (عقوق), seketika yang teringat adalah kedurhakaan anak kepada kedua orangtua. Itu tidak salah. Ia merupakan keburukan yang sangat besar selain al-baghyu. Semoga Allah Ta’ala selamatkan kita dari dua keburukan ini. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang berbakti kepada kedua orangtua kita.
Tetapi ada satu hal yang banyak orang merasa asing dengannya, yakni kedurhakaan orangtua kepada anak. Karena memang tidak hanya anak yang bisa durhaka. Padahal tidak sedikit orang tua yang mengadukan kedurhakaan anaknya, padahal orang tuanya sendirilah yang durhaka terlebih dahulu. Maka ini harus menjadi perhatian yang serius dari para orang tua terlebih para ayah, karena masih banyak para ayah yang menganggap urusan pendidikan adalah urusan seorang istri.
Memang tidaklah disebut durhaka kepada anak kecuali hanya jika ada hak anak yang diabaikan secara serius. Maka ketika seorang ayah lalai dengan tugas utamanya yaitu mendidik keluarganya di atas iman, jangan salahkan ketika anak mendurhakaimu, ketika anak mengadukanmu kelak di hari kiamat atas kelalaianmu…!!
Para ayah…
Ketahuilah bahwa pada hari kiamat kelak, anakmu akan berdiri mengadukanmu dihadapan Allah, bukan karena engkau tidak mengizinkannya berekreasi, atau karena engkau menyediakan untuknya semua perangkat elektronik terbaru.
Tetapi anakmu akan mengadukanmu dihadapan Allah karena engkau tidak mengajarinya bagaimana cara beribadah kepada Allah dengan cara yang benar, karena engkau tidak mengingatkannya tentang benar dan salah dalam syariah, karena engkau tidak mengarahkannya ke jalan yang lurus, tidak mengajari dia puasa, sholat dan segala kewajibannya, karena engkau lupa mengajari dia zakat, sedekah, dan cara mendekatkan diri dengan Allah .. Siapkah engkau berdiri di hadapan Allah dan menerima keluhan tersebut dari anakmu ?!
KETURUNAN YANG BAIK
Para Nabi Allah ‘Azza wa Jalla, mereka, siapa mereka ?!! meskipun mereka adalah makhluk yang paling dekat kepada Allah, beberapa dari mereka diuji dengan keadaan anaknya, seperti Adam, bapaknya para manusia, ketika diuji dengan “kedurhakaan” anaknya Qobil yang sengaja membunuh saudaranya habil demi seorang wanita.
Dan inilah Nabi Allah Nuh ‘alaihi salam yang diuji dengan “kedurhakaan” anaknya yang menolak untuk bergabung dengan naik ke kapal agar selamat dari badai banjir, maka Allah pun menenggelamkannya. Allah berfirman:
قَالَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. [Hud: 43]
Dan diantara mereka ada yang memohon pertolongan dengan doa agar Allah menjaga anaknya, sebagaimana firman Allah yang Allah abadikan melalui lisan Nabi-Nya Ibrahim ‘alaihi salam:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101)
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh(100) Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.” (101) [As-Shaffat: 100-101]
Juga firman-Nya:
….وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“…Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” [Ibrahim: 35]
Pada ayat yang lain,
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat…” [Ibrahim: 40]
KEUNTUNGANMU DI DUNIA
Para ayah …
Keturunanmu boleh jadi ia adalah keuntunganmu di dunia ini, atau kerugianmu, Allah Ta’ala menjelaskan dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. [At-Thur:21]
Para ayah…
Pada hari kiamat kelak, terkadang Allah tinggikan derajat status mereka bahkan sekalipun amal mereka lemah, sebagai penghormatan dari Allah untuk anak-anak yang saleh, dan terkadang Allah meninggikan derajat anak-anak sebagai penghormatan kepada para ayah-ayah yang saleh, jika iman mencakup semua.
Wajib bagi para ayah untuk melindungi dirinya dan semua anggota keluarganya dari api nerakan yang bahan bakarnya dari manusia dan api, penegasan dari firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrim: 6]
Para ayah:
Yang paling dibutuhkan anak hari ini adalah pendidikan iman menguatkan tauhid mereka, bukan hanya sekedar memenuhi semua kebutuhan anak-anak dari barang-barang mewah kemudian menganggap telah berbuat baik kepadaa anak-anak. Barangkali inilah krisis yang terjadi di keluarga muslim hari ini. Banyak yang mengangaggap ketika semua keinginan anak dipenuhi itu merupakan kebaikan untuk masa depan anak. Namun sebaliknya, banyak anak-anak yang rusak, jauh dari Rabb-Nya lantaran mereka memanjakan anak-anak dengan fasilitas yang ‘wow’ yang menjadikan anak-anak lupa sebagi tugasnya yaitu beribadah kepada Allah. Mereka lupa bahwa kelak anak akan mengadukan kepada Allah tentang perlakukan ayahnya selama di dunia. Maka siapkah kita menghadapi “protes” anak-anak kita di hari kiamat ? sudah siapkah kita menjawab semua pertanggung jawaban yang kita lalaikan selama di dunia ??!!
Semoga Allah mudahkan kita menjaga dan mendidik anak-anak kita di atas iman yang kokoh yang melahirkan generasi idaman. Amiin
Wa Allahu A’lam Bisshawab
Sumber : Kuttab Media Edukasi