Masjid Jin di Samalanga
Masjid Jin yang sering kita dengar adanya di Mekkah. Diambil dari berbagai sumber, Masjid Jin adalah sebuah masjid yang terletak di Kampung Ma’la, tidak jauh dari pekuburan Kota Makkah. Jika dari Masjid Al Haram hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer saja.Bagi mereka yang pemondokannya di kawasan Ja’fariyah, pasti selalu melintasi Masjid Jin sebelum atau sesudah dari Masjidil Haram.
Dinamakan Masjid Jin karena di sanalah dahulu Nabi Muhammad SAW menulis surat ke Ibnu Mas’ud ketika menerima rombongan jin yang ingin mambaiat Nabi, setelah sebelumnya mereka pernah bertemu dengan Nabi di Nakhlah dalam perjalanan pulang dari Thaif pada tahun ke-10 kenabian.
Saat itu masuk Islamnya serombongan jin di masjid tersebut setelah mendengar dan menghayati lantunan ayat-ayat suci Alquran yang dibacakan oleh Nabi Muhammad SAW. Peristiwa besar ini diungkapkan oleh Allah SWT dalam Alquran surat Al-Ahqaf ayat 29-32.
Pada kesempatan itu, para jin berbaiat (berjanji setia) untuk beriman kepada Allah SWT, mengikuti ajaran Islam, dan menyebarkan agama Allah di kalangan mereka. Oleh sebab itu, masjid ini dikenal juga dengan nama Masjid Al-Bai’ah, yakni masjid tempat serombongan jin melakukan baiat, atau juga dikenal dengan nama Masjid al-Haras.
Selain Masjid Jin di Mekkah, beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan adanya masjid yang dibuat oleh jin di Malang, Jaka Timur. Masjid sekaligus Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri’asali Fadlaailir Rahmah diyakini dibangun oleh ribuan pasukan jin. Masjid itu dipercaya ‘tiba-tiba’ muncul di tengah permukiman yang padat penduduk. Konon masyarakat sekitar juga tidak pernah mengetahui aktivitas pembangunannya.
Karena itu, masyarakat sekitar kemudian menyebut sebagai masjid Tiban, artinya masjid yang muncul secara ajaib, tiba-tiba dan bernuansa kegaiban. Bahkan diyakini dibangun dalam waktu satu malam.
Lokasi masjid tepatnya di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur Nomor 10, RT 07/RW 06 Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang, sekitar 40 kilometer dari Kota Malang.
Cerita dari mulut ke mulut semakin menguatkan kepercayaan kalau masjid megah berlantai 10 itu dibangun oleh tentara jin. Pengunjung berdatangan dari berbagai penjuru daerah, meyakini kalau proses pembangunannya hanya dikerjakan dalam waktu satu malam. Mereka berduyun-duyun ingin melihat langsung bangunan tersebut. Wallahu’alam bishawab
Dan ternyata di Aceh, di Samalanga, Kab. Bireuen juga terdapat Masjid Jin. Mesjid Jami’ Tgk Chik Kuta Blang ini lebih dikenal dengan Mesjid Jin. yang terletak di Desa Kutablang Kecamatan Samalanga.
Menurut cerita masyarakat diseputaran masjid tersebut diceritakan bahwa dulunya ada pengajian yang dilakukan ulama besar di sana, dan di masjid itu jamaahnya dibagi dua dengan tirai yang membelah masjid tersebut.
Suatu ketika jamaah pengajian disalah satu bagian bertanya kepada ulama tersebut (Abu ), ” Abu, kenapa masjid di belah dua dengan tirai padahal jamaah hanya kami saja?”, lalu Ulama itu menjawab bahwa ” ada jin muslim yang juga menghadiri pengajian kita”. Hingga suatu ketika, jamaah meminta kepada Abu agar meyakinkan jamaah jin agar bisa mereka lihat dengan mata telanjang, Abu pun mengiyakannya namun dengan syarat jamaah manusia itu tidak ketawa ketika melihat jamaah jin yang berbeda beberapa bentuk tubuh dengan mereka, karena menyakiti perasaan mereka.
Sehingga malam itu, tirai disingkap dan mereka melihat jamaah jin itu, namun manusia mengingkari janjinya sehingga sejak itu jamaah jin tersebut tidak bisa lagi dilihat manusia di masjid tersebut. Inilah asal muasal masjid jin terkenal.
Sampai sekarang mesjid itu masih berdiri kokoh di desa kutablang samalanga setelah dilakukan beberapa kali renovasi dengan tidak mengubah bentuk dasar mesjid ini sendiri.
Dibelakang mesjid ini juga terdapat beberapa makam bersejarah , antaranya makam keluarga Tun Sri Lanang dan makam keluarga Abu Syik Awe Geutah.
Dari laman simas.kemenag.go.id disebutkan bahwa Masjid ini dinamakan Masjid Teungku Syik Kuta Blang yang di kalangan orang tua disebut thön sa (tahun satu), dibangun pada tahun 1901.
Masjid ini dibangun oleh almarhum Teungku H. Syekh Abdul Jalil sekembali beliau dari tanah suci Mekah.
Peletakan batu pertama masjid ini dihadiri Ampon Syik Samalanga, selain itu turut pula hadir seorang Kapten Belanda.
Pertapakan tanah tempat pembangunan masjid adalah wakaf dari almarhum Ampon Syik Samalanga, yaitu almarhum Ampon Syik H. Muhammad Ali Basyah.
Demikian pula rumah tempat tinggal pimpinan pesantren, adalah wakaf dari Cut Nyak Meuligoe, yaitu rumah yang dikenal dengan Rumoh Tujoh Ruweueng (rumah dengan tujuh ruangan).
Masjid Kuta Blang ini dibangun oleh almarhum Teungku H. Syekh Abdul Jalil dengan mempekerjakan oleh seorang kepala tukang muallaf Cina bernama Ibrahim. Arsitekturnya mengikuti model Masjid Nabawi, didisain sedemikian rupa dengan arsiteknya Teungku Syekh Abdul Jalil sendiri.
Masjid Kuta Blang yang dibangun pada zaman Belanda ini sudah masuk dalam situs sejarah nasional. Bentuknya yang unik dan indah dikenal masyarakat dengan sebutan Meuseujid Batee Puteh.
Berikut beberapa foto Masjid Kuta Blang atau Masjid Jin 👇