Alihkan Topik Diskusi….

┈┈┈••✦🔅✦••┈┈┈

Allah berfirman :
{فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِها مِنَ الْمَغْرِبِ}
“Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat”. (QS. Al-Baqarah: 258).

👉Potongan ayat ini merupakan diskusi Ibrahim _’alaihissalam_ dengan raja sombong bernama Namrud…

Ketika Ibrahim _’alaihissalam_ mengajak Namrud untuk mentauhidkan Allah semata, bahwa Allah yang menghidupkan dan mematikan…

🔥Namun, Namrud malah semakin menjadi-jadi kekufurannya.
Namrud mengatakan :
{أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ}
“Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. (QS.Al-Baqarah: 258).

❓Apa yang dilakukan Namrud..?

👉Ia mendatangkan dua orang lelaki yang keduanya dikenai sanksi hukuman mati. Lalu si Namrud membunuh salah seorangnya dan memaafkan yang lainnya hingga selamat, tidak dikenai hukuman mati. Demikianlah makna menghidupkan dan mematikan menurutnya…

💡Untuk menghancurkan kepongahan Namrud itu maka Ibrahim _’alaihissalam_ mengalihkan ke pernyataan berikut :
{فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِها مِنَ الْمَغْرِبِ}
“Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat”. (QS. Al-Baqarah: 258).

👌Setelah Namrud menyadari kelemahan dan ketidakmampuannya, karena ia tidak dapat mencongkakkan dirinya lagi kali ini, maka ia terdiam, tidak dapat menjawab sepatah kata pun, dan hujah Nabi Ibrahim _’alaihissalam_ mematahkan argumentasinya…

💧Saudaraku!
Ada satu pelajaran penting yang dicontohkan oleh Ibrahim _’alaihissalam_, yaitu mengalihkan pembicaraan ke tema lain agar lawan debat tidak semakin berutal dan semakin besar mudharat yang dihasilkannya…

👉Dalam hal ini Ibrahim _’alaihissalam_ tidak berlarut dalam mempertahankan tauhid _rububiyah_ bahwa Allah yang menghidupkan dan mematikan, karena logika Namrud tidak dapat memahami maksud Ibrahim Ibrahim _’alaihissalam_…

Malah yang terjadi adalah bertambah korban kematian rakyatnya…

Demikian pula semestinya jika kita menghadapi teman/lawan diskusi…

Jika teman/lawan diskusi tersebut semakin menjadi-jadi prilakunya dan kecil harapan menerima kebenaran yang disampaikan, maka janganlah larut dan habiskan potensi dalam diskusi itu…

Carilah titik temu yang kedua belah pihak bersepakat di dalamnya…

Terlebih di zaman kita ini, diskusi yang terjadi lebih besar mengarah kepada konflik dari pada mencari solusi…

Semoga Allah selalu membimbing kita di atas agama-Nya, amin…


✍ BNA, Kamis 13 Dzulqa’dah 1442H/24 Juni 2021M
ibnu Selian

http://t.me/hattaselian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *