Hilang Penciuman (Bukan) Gejala Covid-19…???

Studi gejala Covid-19 menunjukkan bahwa hilang penciuman atau dikenal dengan istilah medis Anosmia adalah prediktor terbaik untuk mendeteksi virus corona Covid-19. Namun, hilangnya penciuman atau Anosmia tak hanya dialami oleh penderita Covid-19 melainkan juga terjadi pada kondisi lain.

Foto : JawaPos.com

Anosmia ini sebenarnya hanya gejala, bukan diagnosa. Penyakit yang sering terjadinya anosmia biasanya common cold atau flu biasa.

Anosmia akibat Covid-19 terjadi tiba-tiba. Bisa saja kita masih bisa mencium bau hari ini, namun kehilangan penciuman di keesokan harinya. Sementara anosmia akibat flu biasa muncul secara perlahan.

Anosmia akibat Covid-19 tidak disertai gejala lain. Sementara anosmia akibat flu biasa kerap disertai gejala lain seperti hidung mampet, ingusan, hingga sulit bernapas.

Pada flu biasa, penderita biasanya memiliki sekret kental yang keluar dari hidung.

Mari kita simak penjelasan tentang Anosmia berikut ini…

Pengertian Anosmia

Anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau. Kondisi ini juga dapat menghilangkan kemampuan penderitanya untuk merasakan makanan.

Kehilangan kemampuan indera penciuman atau anosmia dapat memengaruhi hidup seseorang. Selain tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, kondisi ini dapat memicu hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, malnutrisi, hingga depresi.

Pada banyak kasus, anosmia hanya disebabkan oleh pilek atau alergi dan bersifat sementara. Meski demikian, ada juga anosmia yang terjadi dalam jangka panjang. Anosmia yang terjadi dalam jangka panjang merupakan tanda penyakit serius dan perlu diperiksakan ke dokter.

Anosmia juga kerap dialami oleh penderita COVID-19. Oleh karena itu, jika Anda mengalami anosmia dan untuk memastikan apakah anda mengalami Covid-19 lakukan pemeriksaan COVID-19 ke fasilitas kesehatan terdekat untuk :

– Rapid Test Antibodi
– Swab / Rapid Test Antigen
– PCR

Penyebab Anosmia

Proses penciuman terjadi ketika bau yang masuk ke dalam hidung diterima oleh sel-sel saraf pembau. Sel-sel saraf pembau ini kemudian mengirim sinyal tersebut ke otak untuk di olah dan dikirimkan kembali sehingga bau terindentifikasi.

Anosmia terjadi ketika ada gangguan dalam proses penciuman tersebut. Gangguan ini bisa berupa:

Gangguan di dinding dalam hidung. Gangguan di dinding dalam hidung bisa berupa iritasi atau hidung tersumbat, yang disebabkan oleh:

Pilek
Flu
Rhinitis non alergi
Rhinitis alergi
Sinusitis
Kebiasaan merokok

Penyumbatan di rongga hidung. Sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan penyumbatan rongga hidung adalah:

Kelainan tulang hidung :
Polip hidung
Tumor

Kerusakan pada otak dan sistem saraf. Kerusakan ini bisa terjadi pada saraf yang berfungsi mengirim sinyal bau ke otak, atau pada otak itu sendiri. Penyebabnya antara lain:

Penuaan
Diabetes
Sindrom Kalmann
Cedera kepala
Sindrom Klinefelter
Bedah otak
Aneurisme otak
Tumor otak
Penyakit Alzheimer
Penyakit Paget
Multiple sclerosis
Penyakit Parkinson
Sindrom Sjogren
Skizofrenia
Sindrom Wernicke-Korsakoff
Radioterapi di kepala dan leher
Penyakit Huntington

Kekurangan nutrisi, seperti zinc.
Efek samping obat-obatan.
Paparan racun atau insektisida.
Infeksi virus Corona atau COVID-19.

Berdasarkan penelitian, setengah dari jumlah pasien positif virus Corona atau COVID-19 mengalami gejala anosmia atau hilangnya kemampuan indera pembau. Akan tetapi, gejala anosmia pada sebagian besar pasien COVID-19 hanya bersifat sementara.

Gejala Anosmia

Gejala anosmia adalah hilangnya kemampuan untuk mencium bau. Sebagai contoh, anosmia bisa membuat penderitanya tidak bisa mencium wangi bunga atau bau tubuh sendiri. Bahkan, bau sesuatu yang menyengat seperti asap kebakaran atau gas yang bocor juga bisa tidak tercium.

Kapan Harus ke Dokter

Periksakan ke dokter jika muncul keluhan tidak bisa mencium bau, terutama bila Anda tidak menderita pilek atau flu dan keluhan tersebut berlangsung lama.

Segera ke dokter jika Anda tiba-tiba tidak bisa mencium bau, atau bila disertai gejala pusing, lemah otot dan bicara yang kurang jelas.

Diagnosis Anosmia

Dokter akan menanyakan gejala dan riwayat penyakit pasien, serta kapan gejala mulai muncul. Dokter juga akan bertanya tentang bau apa saja yang tidak dapat dicium oleh pasien dan apakah pasien juga mengalami gangguan indera pengecapan atau tidak.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan endoskopi hidung untuk melihat apakah terdapat pembengkakan, peradangan, nanah, atau polip pada hidung. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan saraf secara menyeluruh untuk menilai kondisi mental dan saraf pasien.

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dokter adalah:

MRI, untuk mendeteksi penyakit yang berhubungan dengan otak, terutama pada pasien anosmia yang tidak mengalami gangguan pada hidung dan sinus

CT scan menggunakan kontras, untuk mendeteksi gangguan sinus, tumor, atau patah tulang hidung

Pengobatan Anosmia

Pengobatan anosmia bertujuan untuk mengatasi penyebab yang mendasarinya. Jika penyebab anosmia dapat disembuhkan, otomatis anosmia juga akan sembuh. Bahkan, pada kasus anosmia yang disebabkan oleh alergi, pengobatan tidak diperlukan, karena kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya.

Metode pengobatan anosmia tergantung pada penyebabnya, antara lain:

Pembedahan untuk mengatasi anosmia yang disebabkan oleh kelainan tulang hidung, tumor hidung, atau polip hidung

Penghentian konsumsi obat-obatan pada anosmia yang disebabkan oleh efek samping obat

Pemberian dekongestan untuk anosmia yang disebabkan oleh hidung tersumbat

Pemberian antibiotik untuk anosmia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk sinusitis

Perlu diketahui, khusus untuk anosmia yang disebabkan oleh kelainan lahir, kondisi tersebut tidak dapat disembuhkan.

Komplikasi dan Bahaya Anosmia

Ketidakmampuan mencium bau dapat menimbulkan komplikasi dan bahaya lain, seperti:

Keracunan makanan akibat tidak mampu mencium aroma makanan yang sudah busuk atau basi

Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, akibat hilangnya kemampuan dalam merasakan makanan

Hilangnya keintiman dengan pasangan, akibat tidak bisa mencium aroma parfum atau feromon

Kurang disenangi oleh orang di sekitar, karena tidak bisa mencium bau badan sendiri

Bahaya kebakaran, akibat tidak bisa mencium benda yang terbakar atau gas yang bocor

Pencegahan Anosmia

Tidak semua kasus anosmia dapat dicegah, terutama yang terjadi akibat kelainan lahir. Tetapi anosmia yang bukan disebabkan oleh kelainan lahir bisa dicegah. Caranya adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa memicu anosmia, misalnya dengan:

Menerapkan kebersihan diri untuk mencegah pilek dan flu

Menghindari paparan alergen, yaitu zat yang bisa memicu alergi

Melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan yang bisa memicu anosmia

Menghentikan kebiasaan merokok dan sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok

Untuk mencegah bahaya akibat hilangnya fungsi indera penciuman, Anda bisa melakukan beberapa cara berikut:

Memasang alarm asap di rumah sebagai pengingat jika ada benda yang terbakar dan berpotensi menimbulkan kebakaran

Menandai tanggal kedaluwarsa makanan dengan jelas, karena sering kali makanan yang kedaluwarsa ditandai dengan bau tidak sedap

Mengganti kompor atau pemanas air yang berbahan bakar gas menjadi elektrik dan memasang alarm kebocoran gas, untuk mencegah timbulnya bahaya akibat kebocoran gas yang tidak disadari

Referensi : https://www.alodokter.com/anosmia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *