Bersahabat dengan Kuliner Khas Tangse
Berkunjung ke Tangse , rasanya belum lengkap dan afdhol kalau tidak menikmati kuliner khas Tangse, yaitu menu masakan Ikan Kerling.
Rumah makan yang kami kunjungi dan sering dikunjungi oleh penikmat kuliner adalah sebuah rumah makan di Cot Kuala, perbatasan antara Tangse dan Mane.
Rumah makan ini hanya menyediakan menu ikan air tawar, khususnya eungkot keureulieng atau “Kerling Masam Keu Eung”, goreng, ada juga “Kerling Payeh (pepes)” dan masakan ileh atau belut.
Letak rumah makan tersebut sekitar 12 kilometer dari ibu kota Kecamatan Tangse, kalau dari Beurenuen sekitar 1,5 jam, berada di tepi jalan lereng pegunungan Tangse sebelum jembatan rangka baja yang dibawahnya mengalir air sungai dengan bebetuan besar.
Hijaunya pemandangan alam, dan derasnya suara air sungai yang mengalir diantara bebatuan menambah indah suasana santapan siang itu dengan menu ikan kerling dipadu dengan nasi beras Tangse yang melegenda.
Ikan kerling atau bahasa latinnya Tor tambroides merupakan ikan air tawar yang bersisik besar mirip gurami. Ikan ini hidupnya di sungai bebatuan sepanjang Tangse dan Geumpang.
Ikan kerling dalam bahasa Indonesia disebut јugа dеngаn ikan jurung, nаmun ѕауаngnуа ikan уаng mulai langka іnі mаѕіh ѕаngаt jarang dibudidaya.
Oh ya….na bacut teuk, saat saya kunjungi rumah makan tersebut bertemu senior alias Abang leting saya waktu SMAN Peusangan, bang Muhammad , beliau juga simpai taekwondo. Pengakuan beliau, sengaja dari Bireuen berdua dengan istrinya untuk menikmati eugkot keureuling Tangse. 🙂
Tonton videonya 👇