Perjuangan dan Kaderisasi Dalam Menghadapi Perang Mental

Mari kita mulai Dengan merenungkan firman Allah Swt :

وَكَأَيِّنْ مِّنْ نَّبِىٍّ قٰتَلَ مَعَهُۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَآ أَصَابَهُمْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِينَ

“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.”_ (QS. Ali Imraan : 146)

وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّآ أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِىٓ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِينَ

“Tidak ada doa mereka selain ucapan : “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”._ (QS. Ali Imraan : 147)

Ayat ini memiliki tiga kandungan :

(1). Bahwa nabi didampingi oleh kader-kader mujahid yang berjumlah cukup banyak

(2). Kader yang membersamai perjuangan Nabi Saw memiliki kualitas yang kokoh : tidak lemah atas berbagai ujian yang ditimpakan pada mereka, tidak patah semangat, dan pantang menyerah

(3). Para mujahid tersebut menyadari kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan dirinya dan memicu diri untuk bangkit menjadi yang terbaik atas bantuan Allah.

Dalam konteks kaderisasi, ayat ini mengisyaratkan tiga sasaran kaderisasi:

1. To raise the quantity (نمو الكمية) atau pertambahan jumlah

2. To develop the quality (نمو النوعية) atau peningkatan kualitas

3. To build the competency (نمو القدرة) atau pembangunan kompetensi

Jadi dalam sebuah perjuangan itu dibutuhkan konsep, strategis dan taktis. Gerakan Islam bukan gerakan yang terburu-buru apalagi gerakan yang hanya fokus kepada simbol dan sebuah singkatannya huruf-huruf.

Menghadapi Perang Mental yang dilakukan bangsa Mongol Tar Tar terhadap Negeri Islam dimana Negeri Islam satu demi satu jatuh di tangan pasukan Tatar.

Setiap kali menguasai negeri Islam, pasukan Tatar menghancurkan kota berikut peradabannya dan membunuhi penduduknya dengan sadis. Sebagiannya dicincang dan sebagian lagi digantung di pohon-pohon dan jalan-jalan utama.

Ini dilakukan Hulagu Khan dan pasukannya untuk meneror dan menghancurkan mental kaum muslimin.

Strategi ini berhasil hingga tidak ada perlawanan yang berarti setiap kali pasukan Tatar menyerbu dan menguasai negeri Islam.

Baghdad, ibu kota Khilafah Abbasiyah, pun jatuh tanpa perlawanan berarti. Khalifahnya, al-Musta’shim Billah, dibunuh. 1,5 juta kaum muslimin dibantai selama 40 hari. Jutaan buku dibakar dan dibuang ke sungai. Seluruh harta kekayaan negara digarong.

Misi utama pasukan ini hanya menghancurkan peradaban dan kemanusiaan.

Setelah Baghdad jatuh, kaum muslimin makin tidak punya nyali bahkan sekedar berfikir untuk melakukan perlawanan, sehingga Hulagu Khan melanjutkan missi penghancurannya ke Damaskus, ibu kota Syam, dan kota-kota sekitarnya dengam mudah tanpa perlawanan berarti.

Nyaris seluruh negeri Islam telah dikuasai dan dihancurkan, tinggal Mesir yang masih menunggu giliran. Saat itu Mesir dipimpin oleh raja Mudzaffah Quthuz.

Karena itu, Hulagu Khan pun memutuskan untuk kembali ke negerinya dan menempatkan Katbugha, salah seorang komandan pasukannya, di Damaskus dan memberinya tugas untuk menaklukkan Mesir.

Dengan congkak Hulagu berpesan kepada Katbugha:

“Ketahuilah bahwa kekuatan kaum muslimin telah hancur dan tidak akan bangkit untuk selama-lamanya. Bahkan sekiranya kamu serang mereka dengan sepuluh orang pasti mereka melarikan diri”.

Hulagu kemudian mengirim surat dan delegasi berjumlah 40 prajurit berkuda. Bersamaan dengan keberangkatan delegasinya ke Mesir, Hulagu pun bertolak ke negerinya.

Isi suratnya meminta agar raja Mudzaffar Quthuz menyerah atau dibunuh dan seluruh rakyat Medir dibantai.

Setelah menerima surat Hulagu, raja Mudzaffar Quthuz memanggil dan meminta pendapat semua menterinya dan beberapa orang ulama, diantaranya syaikh Izzuddin bin Abdus Salam yang dikenal sebagai sulthanul ulama.

Seluruh menterinya memberikan pendapat agar menyerah dan tidak melakukan perlawanan karena pasti kalah.

Tetapi syaikh Izzuddin bin Abdus Salam menolak pendapat ini dan memerintahkan raja Mudzaffar untuk melakukan perlawanan dan menghancurkan mental pasukan Mongol dengan membunuh delegasi Hulagu dan menyisakan satu orang saja agar dia memberitahukan apa yang terjadi.

Pendapat ini dilaksanakan dan setelah itu raja Mudzaffar Quthuz meminta syaikh Izzuddin bin Abdus Salam untuk mengumumkan jihad, memobilisasi rakyat Mesir dan menggalang dana untuk membiayai perang.

Syaikh Izzuddin menyetujui permintaan raja Mudzaffar dengan syarat seluruh kekayaan raja dan keluarganya dikeluarkan terlebih dahulu, dan raja pun menyetujui.

Akhirnya terkumpul sekitar duapuluh ribu pasukan kaum muslimin, termasuk di dalamnya para ulama pimpinan syaikh Izzuddin bin Abdus Salam.

Pasukan kaum muslimin bergerak ke utara Palestina dan mengambil tempat di Ain Jalut.

Di tempat inilah terjadi pertempuran sengit dan akhirnya dimenangkan kaum muslimin. Di dalam pertempuran ini raja Mudzaffar berhasil membunuh komandan pasukan Mongol, Katbugha.

Kemenangan inilah yang menghentikan laju pasukan Mongol dan menghancurkannya untuk selama-lamanya. Kemenangan ini menjadi kuburan bagi pasukan Mongol yang menakutkan itu.

Setelah kemenangan ini, kaum muslimin di seluruh negeri pun bangkit kembali hingga Islam semakin menyebar sampai sekarang.

Pesan moral :
Musuh selalu berupaya menghancurkan mental dan semangat perjuangan kaum muslimin. Karena, jika mental kaum muslimin telah hancur maka mudah bagi musuh untuk menyerang dan menguasainya.

Jika bersatu, maka kaum muslimin menjadi kekuatan besar yang tak terkalahkan oleh musuh yang lebih besar sekalipun.

Maka jaga semangat perjuangan dan persatuan umat Islam. Jangan mau dipecah belah karena kepentingan pribadi atau duniawi, agar tidak mudah dihancurkan musuh.

Ya Allah ya Rab beri kami untuk bisa bersatu pikiran, satu hati dan satu tindakan menghadapi musuhMU sebagaimana telah engkau berikan kepada pendahulu2 kami ….
Aamiin…

Kuta Raja, Kamis 17 Pebruari 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *