Dengan Teknik Laparoskopi, Tubektomi Lebih Aman dan Cepat
Dalam rangka meningkatkan kepesertaan KB MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong dan Keluarga Berencana (DPMG-KB) Kabupaten Bireuen bekerjasama dengan RSUD dr. Fauziah Bireuen , penandatanganan MOU Operasional Hibah Alat Kesehatan, dalam menyelenggarakan pelayanan operasi tubektomi dengan metode Laparoskopi yang dilaksanakan pada Senin (27/3/2023) lalu, bertempat di Aula dr. H. Syafriruddin, MM RSUD dr. Fauziah Bireuen
MOW ( Metode Operasi Wanita ) atau yang bisa juga disebut tubektomi adalah prosedur pemotongan atau pengikatan tuba falopi (saluran indung telur). Saluran ini yang menghubungkan ovarium ke rahim.Setelah melakukan prosedur MOW, sel-sel telur tak lagi bisa memasuki rahim sehingga mereka tidak dapat dibuahi. Prosedur juga bertujuan menghalangi sperma masuk ke dalam tuba falopi. Faktanya, MOW tidak berdampak pada perubahan siklus menstruasi. Prosedur ini menjadi kontrasepsi terbaik guna mencegah kehamilan, tapi berisiko menimbulkan efek samping setelahnya.
Laparoskop berbentuk seperti sebuang tabung kecil. Alat ini dilengkapi dengan cahaya dan kamera berfungsi untuk menyampaikan gambar bagian dalam perut atau panggul ke monitor di luar. Dalam operasi tubektomi, selain laparoskop, yang dimaksukkan ke perut adalah alat penjepit untuk menjempit 2 (dua) saluran tuba falopi yang akan dipotong. Cara ini banyak dipilih karena memiliki beberapa keuntungan. Di antaranya adalah waktu pemulihan lebih cepat, mengurangi rasa sakit dan perdarahan setelah operasi karena sayatannya lebih kecil dan pendek, selain itu juga mencegah timbulnya jaringan parut.
Teknik laparoskopi berbeda dengan teknik lama, laparotomi. Yang disebutkan terakhir adalah juga operasi sayatan, tetapi lebih panjang/lebar, karena tujuannya adalah melihat organ bagian dalam pasien secara langsung dengan mata telanjang (berbeda dengan laparotomi di mana kondisi bagian dalam perut ditampilkan oleh monitor yang terhubung dengan kamera).Karena sayatan lebih panjang/lebar inilah, maka pasien harus dibius total (anestesi umum). Efek lainnya, karena sayatan yang panjang/lebar, sakit yang dialami pasien lebih terasa, penyembuhan luka lebih lama, dan berpotensi menciptakan jaringan tubuh. Kemudian dengan tehnik laparoskopi ini tidak perlu lagi dipotong saluran tuba fallopi, cukup dengan diikat , sehingga apabila akseptor berkeinginan punya anak lagi bisa dibuka lagi (rekanalisasi), jadi tidak permanen.
Karena sayatannya lebih kecil, bedah laparoskopi bisa membuat pasien merasa lebih nyaman. Teknik bedah ini juga umumnya hanya menimbulkan rasa nyeri ringan, tidak seperti nyeri setelah operasi biasa yang sering kali terasa lebih parah.
Selain nyeri yang bersifat ringan, sayatan kecil yang dibuat selama operasi laparoskopi juga membuat proses pemulihan pasien bisa lebih cepat.Operasi dengan pembedahan terbuka umumnya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk pemulihan, sementara bedah laparoskopi biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 5 hari.
Referensi :
https://www.halodoc.com/artikel/disebut-tubektomi-ini-5-fakta-kb-mow-yang-perlu-dipahami
http://www.ipekbgunungkidul.com/2020/10/akseptor-dari-4-kapanewon-di.html?m=1
https://www.alodokter.com/kelebihan-teknik-bedah-laparoskopi