Bolehkah Shalat Sunah dengan Duduk?
Shalat sunah sah dilakukan dengan duduk, meski mampu berdiri.
Dalil: Imam Nawawi menjelaskan bahwa ijmak ulama seperti itu.Shalat sunah sah jika sebagiannya dilakukan dengan berdiri dan sebagian lainnya dengan duduk (Syarh Nawawi).
Padahal, berdiri merupakan salah satu rukun dalam shalat wajib; jika seseorang tidak melakukannya padahal ia mampu, maka shalatnya pun batal (Syarh Nawawi)
Dalil:1. Hadits Aisyah, “Beliau shalat malam sembilan rakaat termasuk witir. Belia shalat malam lama sekali dengan berdiri, kadang dengan duduk. Saat beliau membaca dengan berdiri, beliau rukuk dan sujud dengan berdiri. Dan bila beliau membaca dengan duduk, beliau rukuk dan sujud dengan duduk.” (HR. Muslim)
2. Hadits Aisyah, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah membaca sedikit pun (surat) saat shalat malam dengan duduk. Setelah takbir, beliau membaca dengan duduk. Kemudian saat tersisa 30 atau 40 ayat dari surat yang beliau baca, beliau berdiri lalu membacanya. Setelah itu, beliau rukuk.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Hadits Hafshah, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah shalat sunah dengan duduk, hingga setahun sebelum beliau wafat. Saat itu, beliau shalat sunah dengan duduk. Beliau membaca surat dengan pelan hingga lebih lama dari surat yang lebih panjang.” (HR.Muslim)
Shalat dengan berdiri lebih baik bagi seorang muslim jika ia mampu.
Dalil: 1. Hadits Abdullah bin Amr, “Shalat seseorang dengan duduk (pahalanya) separuh shalat (dengan berdiri).”
2. Hadits Umran bin Hushain, “Aku bertanya kepada Rasulullah tentang seseorang yang shalat dengan duduk. Beliau menjawab, “Jika ia shalat dengan berdiri, itu lebih baik. Dan barang siapa shalat dengan duduk, ia mendapatkan separuh pahala orang yang shalat dengan berdiri. Dan barang siapa shalat dengan tidur, ia mendapat separuh pahala orang yang shalat dengan duduk. (HR. Bukhari)
Catatan tambahan:Shalat dengan tidur maksudnya berbaring. Namun, Khatthabi menegaskan bahwa shalat sunah tidak boleh dilakukan dengan berbaring. Sebab, shalat dengan duduk hanya untuk orang sakit yang bisa saja shalat dengan berdiri, namun dengan susah payah. Dengan demikian, orang yang shalat dengan duduk pahalanya separuh dari orang yang shalat dengan berdiri. Ini sebagai dorongan agar shalat dilakukan dengan berdiri, namun tetap dibolehkan untuk shalat dengan duduk.Berkenaan dengan shalat sunah dilakukan dengan berbaring padahal yang bersangkutan mampu untuk duduk atau berdiri, Khatthabi menjelaskan bahwa tidak ada pendapat yang diriwayatkan dari seorang ulama pun yang memberi keringanan seperti itu (Fath Al Bari, Ibnu Hajar).
Sementara, orang yang tidak mampu shalat wajib dengan berdiri ataupun duduk, ia mendapatkan pahala shalat tersebut secara sempurna. Dan untuk orang yang shalat sunah tidak diperbolehkan shalat dengan berbaring tanpa uzur.
Bagi yang shalat dengan duduk dianjurkan tarabbu (bersilang kaki) untuk posisi berdiri.
Dalil: Hadits Aisyah, “Aku melihat Rasulullah shalat dengan posisi duduk tarabbu’ (bersilang kaki).” (HR. Nasai, Hakim, disetujui oleh Azh Dzahabi dan Ibnu Huzaimah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Referensi : Buku Pintar Shalat Sunah oleh DR. SA’ID AL-QAHTHANI, Penerbit PT Aqwam Media Profetika, 2010