PPNI Bireuen dan Disnakertrans Bahas Peluang Kerja Bagi Perawat
Bireuen – Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Bireuen membangun komunikasi dan kemitraan dengan Dinas Tenaga dan Transmigrasi (Disnakertrans), guna membahas program entrepreneur dan membuka peluang kerja untuk Perawat Bireuen.
Korlap Infokom PPNI Bireuen, Ns. Didi Suryadi, S.Kep.,membenarkan info tersebut saat dikonfirmasi oleh pihak media pada Kamis (07/12/2023), dan pertemuan tersebut berlangsung di Central Cafe , Jalan Gayo, Bireuen pada 22/11/2023 yang lalu, dalam suasana santai penuh keakraban sambil menyeruput kopi.
“Iya benar, baru-baru ini PPNI Bireuen membina komunikasi awal dengan Disnakertrans Aceh dan Bireuen. Dari pihak Pengurus PPNI Bireuen hadir langsung Ketua Mirzal Tawi atau pak Syeh Tawi, Sekretaris pak Muhammad Hidayat, Bendahara pak Fauzi Mahmoed, dan Wakil Ketua pak Mahadzir, sementara dari pihak Disnakertrans hadir Kepala Bidang (Kabid) Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Qifti Reza Kesuma,ST dan staf serta Kasubbag Tata Usaha dan staf Disnakertrans Bireuen.” jelas Didi.
Didi Noah menambahkan, pada kesempatan tersebut membicarakan strategi fasilitasi membuka peluang kerja ke luar negeri dan capacity building bagi perawat menjadi perawat yang mandiri atau nursepreuneur.
Didi Noah mengakui, ada keterbatasan yang dimiliki oleh PPNI dalam kewenangannya, sehingga perlu adanya keterlibatan pihak lain, yakni Pemda dan Disnakertrans agar para perawat yang berencana akan bekerja di luar negeri dapat memiliki jaminan keselamatan serta hak-hak mereka nanti saat bekerja di luar negeri.
“Saat ini lapangan kerja di dalam negeri sulit, sementara lapangan kerja di luar negeri memiliki peluang yang besar dan sesuai data yang diperoleh, khusus untuk tenaga perawat yang dibutuhkan sebagai pekerja di luar negeri kurang lebih 18 juta orang,” kata Didi Noah.
“Saat ini yang perlu dilakukan adalah menyiapkan tenaga perawat yang memiliki kemampuan bukan saja dalam bidang perawatan tetapi juga diperlukan kemampuan lain, salah satunya adalah kemampuan berbahasa asing, selain itu juga diadakan pelatihan atau workshop soft skill lainnya,” pungkas Didi.