Tgk Yusran Hadi: “Puasa Mengajarkan kita Untuk Berempati dan Membantu Saudara-Saudara Kita di Gaza Palestina.”
Banda Aceh – Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh Dr. Tgk. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA. menjelaskan salah satu hikmah dari puasa dan pengamalanmya dalam konteks saat ini terkait dengan kondisi penderitaan umat Islam di Gaza Palestina.
Hal ini disampaikan oleh Doktor Yusran Hadi dalam ceramah Ramadhan ba’da Zhuhur pada hari Senin (18/3/24) di Mushalla As-Salam, kantor Dinas Syariat Islam Aceh, Banda Aceh. Acara ceramah Ramadhan ini merupakan program dakwah yang diadakan oleh Dinas Syariat Islam Aceh pada setiap ba’da zhuhur dari hari Senin sampai Kamis pada hari-hari kerja selama bulan Ramadhan dengan menghadirkan para penceramah.
“Di antara hikmah disyariatkan puasa atau maqashid syari’ah dalam ibadah puasa yaitu menumbuhkan rasa empati dan kasih sayang kepada saudara seiman yang menderita karena kelaparan dan kehausan serta peduli terhadap mereka dengan cara membantu mereka untuk menghilangkan atau meringankan penderittaan mereka.” Jelas Tgk Yusran Hadi
“Dengan puasa, kita bisa merasakan penderitaan orang yang lapar dan haus karena kita tidak makan dan tidak minum selama sehari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari . Jika dalam dalan puasa kita menderita kelaparan dan kehausan selama satu hari karena tidak makan dan minum, bagaimana lagi jika kita tidak makan dan tidak minum selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan kecuali hanya makan dan minum sedikit sehari sekali atau dua hari sekali?.”
“Maka, kita bisa merasakan penderitaan saudara saudara kita yang mengalami kelaparan dan kehausan karena kekurangan makanan dan minuman selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Tentu mereka sangat menderita melebihan penderitaan kita dalam puasa ini. Bahkan mereka sudah memulai puasa dalam arti tidak makan dan minum karena kekurangan makan makanan dan air jauh-jauh hari sebelum kita berpuasa Ramadhan yaitu perang Israel dan Hamas dimulai pada tanggal 7 oktober 2023.”
Doktor Yusran Hadi yang juga dosen Fiqh dan Ushul Fiqh pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry ini mengingatkan dan mengajak umat Islam untuk peduli dengan penderitaan saudara-saudara seiman di Gaza Palestina saat ini.
“Dalam konteks saat ini, saudara-saudara kita di Gaza Palestina sedang mengalami kelaparan dan kehausan yang mematikan. Mereka kehabisan makanan, air, listrik, pakaian, obat-obatan, bahan bakar dan internet akibat pemboman dan blokade Israel. Mereka mengalami krisis makanan dan minuman serta obat-obatan. Bencana kelaparan dan kematian setiap harinya menimpa mereka. Mereka sangat memerlukan bantuan dari dunia internasional khususnya umat Islam sebagai saudara mereka. “
“Sebelum terjadi perang Israel dan Hamas, selama sepuluh tahun lebih warga Gaza bergantung pada bantuan internasional Setiap hari diperlukan 100 truk bantuan ke Gaza untuk memenuhi kebutuhan warga Gaza sebanyak 2,9 Juta jiwa. Namun sejak perang, bantuan tersebut tidak bisa masuk ke Gaza karena dihalangi oleh Israel. Kalaupun ada masuk hanya beberapa truk saja. Ini tidak mencukupi..”
“Selain itu, mereka mengalami penderitaan berupa pembantaain terhadap mereka yang dilakukan oleh Israel dengan nrutal dan kejam. Setiap hari Israrl melaccarkan serangan udara dan membombardir kota Gaza dengan ribuan rudal bom yang dengan berat puluhan ribu ton melebihi kekuatan bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat di kota Hiroshima Jepang yang meluluh lantakkan Hisroshima sehingga Jepang menyerah.”
“Demikian pula yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Gaza bahkan lebih dahsyat Akibatnya, tejadi pembantaian dan genosida terhadap saudara-saudara kita di Gaza dengan korban mati syahid lebih dari 30 ribu orang dan luka-luka lebih 70 ribu orang. Namun para pemimpiin dunia khususnya para pemimpin muslim dan pemimpun Arab hanya diam atau mengecam saja tanpa ada aksi menghentikan kekejaman Israel dengan pengiriman tentara.”
“Tidak hanya itu, mereka juga kehilangan harta-harta, rumah-rumah, toko-toko dan swalayan-swalawan yang menjual kebutuhan sehari-hari, pasar-pasar dan bagunan pemtibtahan akibat pemboman oleh Israel. Bahkan masjid-masjid dan rumah-rumah sakit yang seharisnya menjadi zona aman dalam perang berdsarkan hukum internasional juga dibombatdir dan hancurkan oleh Israel.”
“Penderitaan mereka ini sudah berlangsung 5 bulan sejak Israel membombardil kota Gaza mulai tgl 7 Oktober 2023 sampai hari ini.” ujar Tgk Yusran Hadi yang juga doktor Fiqh dan Ushul Fiqh pada International Islamic University Malaysia (IIUM) ini mengingatkan kita bahwa umat Islam ini bersaudara sebagaimana ditegaskan dan diperintahkan dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 10 dan hadits shahih.
*Persaudaran karena iman atau agama yg dikenal dengan sebutan ukhuwah islamiyah dihanya diucapan di mulut, namun harus diwujudkan dalam perbyatan yang nyata yaitu membantu rakyat Gaza dengan segala kemampuan, baik bdengan jiwa, harta maupun doa. Paling tidak, dengan infak dana dan doa. Karena semua orang bisa melakukannya. Inilah bukti iman dan ukhuwah yang diwajibkan oleh Allah ta’ala dan Rasulnya.. Persaudaraan ini lebih kuat dari persaudaraan nasab dan hukumnya wajib bagi setiap muslim.”
“Rasulullah saw menggambarkan perumpamaan orang-orang beriman bagaikan satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh anggota tubuh ikut merasakannya.”
“Rasulullah saw juga menegaskan bahwa iman seseorang belum sempurna jika belum mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
“Saat ini, Iman dan ukhuwah islamiyah memanggil dan mewajibkan kita untuk peduli terhadap penderitaan saudara-saudara kita di Gaza dan menolong mereka sesuai kemampuan. Paling tidak, membantu dengan infak terbaik kita dan berdoa agar Allah swt menolong mereka.”
“Terlebih lagi, ini bulan Ramadhan di mana infak merupakan salah satu amalan yang paling utama padanya dan waktu berpuasa merupakan waktu mustajab doa. Maka manfaatkanlah momentum ini dengan sebaik mungkin. Semoga Allah swt menolong saudara-saudara kita di Palestina,” pungkas tgk Yusran yang juga ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh ini.